Langgam.id - Universitas Andalas kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia dengan berkolaborasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kedutaan Besar Australia sebagai mitra strategis dalam bidang kebencanaan.
Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D menegaskan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan mitra internasional dalam menciptakan sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh.
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), Universitas Andalas memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan. Rektor menyampaikan berbagai program studi, khususnya di Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, telah mengintegrasikan kurikulum kebencanaan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi berbagai tantangan bencana di masa depan.
“Sebagai langkah nyata dalam penguatan kapasitas SDM di bidang kebencanaan, Universitas Andalas juga telah membuka Program Studi Magister Manajemen Bencana pada tahun 2024,” tuturnya, dikutip dari laman kampus, Sabtu (1/3/2025).
Program ini diharapkan dapat mencetak lulusan yang kompeten dalam manajemen bencana dan berkontribusi langsung dalam berbagai aspek mitigasi dan respons bencana.
“Kami sangat mengharapkan dukungan termasuk kehadiran para pejabat BNPB sebagai dosen praktisi, guna memperkaya wawasan dan pengalaman mahasiswa Universitas Andalas,” ujar rektor.
Universitas Andalas selama ini telah aktif dalam berbagai upaya mitigasi dan respons bencana, baik melalui Pusat Studi Bencana, Pusat Tanggap Darurat Bencana, maupun keterlibatan tenaga medis dari Rumah Sakit Universitas Andalas.
Selain itu, Universitas Andalas telah berkontribusi dalam berbagai bencana, termasuk gempa bumi di Sumatera Barat pada tahun 2007 dan 2009, erupsi Gunung Marapi, serta bencana di daerah lain seperti Palu, Pangandaran, dan Nusa Tenggara Barat.
Sejak tahun 2017, Universitas Andalas secara konsisten menyelenggarakan Konferensi Internasional Kebencanaan setiap 30 September untuk memperingati gempa besar di Sumatera Barat. Pada ICDM 2024, salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan adalah menjadikan Universitas Andalas sebagai Tempat Evakuasi Akhir dalam skenario gempa besar dan tsunami Megathrust di segmen Mentawai.
Rekomendasi ini bahkan telah diajukan oleh Gubernur Sumatera Barat kepada Presiden Prabowo Subianto. Dengan luas kampus mencapai 500 hektar di ketinggian 250 mdpl dan berjarak 15 km dari Pantai Padang, Universitas Andalas dinilai memiliki potensi strategis sebagai pusat evakuasi dan penanggulangan bencana.
Rektor juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada BNPB dan Pemerintah Australia, khususnya melalui Program Grant Australia (SIAP SIAGA), yang telah memberikan kepercayaan kepada Universitas Andalas untuk lebih berkontribusi dalam penelitian kebencanaan.
“Kolaborasi ini membuktikan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan mitra internasional sangat penting dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang kuat dan berharap kerja sama ini dapat terus berkembang serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” pungkasnya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Universitas Andalas optimis dapat menjadi pusat unggulan dalam bidang kebencanaan di Indonesia, sekaligus berperan aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana di masa depan.(*/Fs)