Pemuda Solok Kesulitan Tuntut Ilmu ke Al Azhar Mesir karena Terganjal Biaya

Pemuda Solok Kesulitan Tuntut Ilmu ke Al Azhar Mesir karena Terganjal Biaya

Muhammad Ihsan dan keluarga. (dok. Ist)

Langgam.id - Warga Kota Solok Muhammad Ihsan diterima kuliah di kampus Al Azhar Kairo Mesir. Meski lulus, Ihsan kesulitan biaya untuk mewujudkan keinginan menimba ilmu di kampus ternama di dunia itu karena butuh biaya yang tidak sedikit.

Muhammad Ihsan merupakan anak dari pasangan suami istri Yuspardi dan Nurbaya. Keduanya merupakan guru honorer di SMKN 1 kota Solok. Penghasilannya jauh dari cukup untuk bisa membiayai anaknya kuliah di luar negri.

"Kami hanya guru honorer di SMK N 1 Kota Solok, tentunya kami tidak punya uang yang banyak untuk membiayai kuliah Ihsan di Mesir," kata Nurbaya, di Kota Solok, Kamis (22/4/2021).

Dia mengaku, keinginan kuat anaknya untuk bisa kuliah di Mesir membuat Nurbaya dan suaminya rela kesana kemari untuk mencari bantuan. Baginya, pendidikan anak merupakan prioritas utama.

Nurbaya merupakan guru honorer selama 21 tahun lamanya. Awal menjadi guru di SMK Kosgoro kota Solok sekitar tahun 2000. Kemudian pindah ke SMKN 1 Kota Solok. Dia mengajar Pendidikan Agama Islam sampai sekarang.

Begitu juga dengan suaminya, Yuspardi, sudah honor selama belasan tahun di sejumlah sekolah di kota Solok. Kini, dirinya juga honor di SMKN 1 Kota Solok sebagai guru Pendidikan Agama Islam.

"Ya, kami memang hidup pas-pasan pak, ijazah Ihsan saja di MAN 2 Kota Padang Panjang masih belum diambil karena belum ada biaya untuk melunasi tunggakan uang asrama selama bersekolah," ujarnya.

Meski demikian, dirinya sangat bersyukur dengan adanya kelonggaran dari pihak sekolah yang tetap memfasilitasi Ihsan dengan meminjamkan ijazah ketika mengikuti tes Tahdid Mustawa secara daring.

Dari hasil tes angkatan 4 tahun 2020/2021 yang dilakukan oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) tersebut, Muhammad Ihsan berhasil lulus di level Mubtadi' Tsani dan bisa mengikuti perkuliahan di Mesir.

"Saat ini Ihsan sedang menjalani bimbingan bahasa arab, ada tujuh tingkatan yang harus diselesaikan dan sekarang sudah tingkat 5, setiap tingkatan juga harus membayar sekitar 1,6 juta rupiah," ujarnya.

Setidaknya, untuk kuliah di Mesir sampai selesai, Muhammad Ihsan membutuhkan biaya lebih kurang 50 juta rupiah. Apalagi, dua orang adik Ihsan juga butuh biaya untuk bersekolah, adiknya Arifa Tullah masih sekolah di SMKN 1 kota Solok, kemudian adik bungsunya Nabila Tullah juga bersekolah di MTsN kota Solok.

Nurbaya dan Yuspardi berharap, ada dermawan yang mau membantu untuk mewujudkan keinginan anaknya menimba ilmu di Kairo Mesir.

"Mudah-mudahan, dan kami sangat yakin akan ada orang yang peduli dan membantu biaya untuk anak kami bisa kuliah di Al Azhar," ujarnya.

Ditengah keyakinan itu, keduanya dituntut untuk bisa mencari uang sebelum keberangkatan Muhammad Ihsan jelang akhir tahun ini. Keduanya berkenan dihubungi oleh orang yang berbaik hati lewat nomor 0852 7880 9329. (Rahmadi/ABW)

Baca Juga

Opini “Bersyukur Masih Nomor Dua” oleh Gamawan Fauzi (Gubernur Sumatera Barat Periode 2005-2009), mengangkat isu tentang capaian pendidikan
Refleksi Kritis Pendidikan di Minangkabau
SMAN 3 Padang Panjang Jalin Kolaborasi dengan Lithuania dan Jepang
SMAN 3 Padang Panjang Jalin Kolaborasi dengan Lithuania dan Jepang
Rektor ITP Lantik WR dan Dekan Periode 2025-2029
Rektor ITP Lantik WR dan Dekan Periode 2025-2029
UNP Perpanjang Kerjasama dengan Universiti Pendidikan Sutan Idris Malaysia
UNP Perpanjang Kerjasama dengan Universiti Pendidikan Sutan Idris Malaysia
Jadi GRS Pertama di Sumatra, Gubernur Sumbar Apresiasi Sekolah Kristen Kalam Kudus
Jadi GRS Pertama di Sumatra, Gubernur Sumbar Apresiasi Sekolah Kristen Kalam Kudus
Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang jadi Google Reference School Pertama di Sumatra
Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang jadi Google Reference School Pertama di Sumatra