Langgam.id - Pemerintah Kota Padang ikut membantu memberikan bantuan trauma healing terhadap kakak beradik korban pemerkosaan secara bergilir.
Kedua bocah perempuan ini diperkosa oleh kakek, paman, kakak kandung, kakak sepupu bahkan juga tetangga.
Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Afriadi mengatakan, pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap kedua korban. Hal ini sesuai koordinasi dengan pihak kepolisian.
"Kami sudah diikutsertakan oleh Polresta Padang untuk mendampingi korban. Anak ini trauma sekarang," kata Afriadi dihubungi langgam.id, Kamis (18/11/2021).
Afriadi menyebutkan, dengan pemberian trauma healing diharapkan kedua anak korban pemerkosaan dapat sembuh dari rasa trauma.
"Kami memulihkan trauma mereka dengan memberikan trauma healing. Ini agar bisa terus melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang kejadian tersebut," jelasnya.
Kasus pemerkosaan bergilir ini sebelumnya membuat heboh dan geram tetangga sekitar kediaman korban. Apalagi, para pelaku tak lain merupakan orang terdekat korban.
Padahal bocah perempuan ini masih berusia lima dan sembilan tahun. Sampai saat ini, pihak kepolisian telah mengamankan lima orang terlibat dalam kasus ini.
Kasus ini terungkap setelah korban bercerita kepada tetangganya. Korban juga mengungkapkan bahwa dirinya takut berada di rumahnya.
Selanjutnya, tetangga menghubungi rukun tetangga dan memberitahu kondisi yang dialami korban. Kasus ini pun sampai ke pihak kepolisian sehingga ditindaklanjuti sesegera mungkin.
Salah seorang tetangga korban, Supriati mengatakan, kedua korban memberanikan diri mencari perlindungan dengan menceritakan yang dialami kepada tetangga. Bahkan korban tidak betah di jika berada di rumah.
"Korban ini udah bilang ke tetangga. Mencari perlindungan. Pernah pengen ikut sama saya. Saya tanya ada apa? Paman dan kakek memperkosa," kata Supriati diwawancarai langgam.id.
Baca juga: Kata Tetangga Soal Adik-Kakak Diperkosa Bergilir di Padang
Pengakuan korban ke Supriati, kakak beradik ini menahan sakit. Bahkan juga tidak berani menceritakan kepada ibu kandung karena takut dimarahi.
"Udah enggak tahan, udah sakit. Kenapa tidak ngomong sama ibu? takut dipukul," ujarnya menirukan percakapan dengan kedua bocah.