Langgam.id - Pemerintah menargetkan bisa melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 70 persen populasi Indonesia. Karena itu, program tersebut butuh waktu lama. Masyarakat diimbau tetap patuhi protokol kesehatan, meski vaksinasi sudah mulai.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan mengatakan hal tersebut, Selasa (1/12/2020). Ia berbicara dalam Dialog Produktif bertema "Hancurkan Total kasus-19 dengan Vaksin, Disiplin 3M dan Hidup Sehat", yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
"Mengingat targetnya 70% dari jumlah populasi, jadi kita memang membutuhkan waktu. Karena itu 3M itu tidak boleh lepas, perlu waktu lama untuk program vaksinasi," katanya, sebagaimana dilansir situs resmi Satgas Nasional.
Menurutnya, penerapan protokol kehidupan bersih dan sehat tidak hanya perlu saat ada pandemi Covid-19 saja. "Namun diterapkan juga setelah pandemi. Kapanpun, di manapun, kita harus menerapkan hidup bersih dan sehat, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak," tutur Dr. Ede.
Kerugian ekonomi masyarakat apabila terinfeksi Covid-19, menurutnya, sangat mahal. “Keamanan dalam perawatan pasien Total kasus-19 sangat tinggi. Ini agar tidak terjadi infeksi kepada petugas kesehatan sehingga pelayanan kesehatan pun menggunakan alat pelindung khusus."
Selain itu, menurutnya, pasien gejala sedang atau berat membtuhkan ruangan khusus dengan biaya tinggi. "Jadi wajar kalau biaya perawatan Covud-19 ini rata-rata Rp184 juta”, ujar Dr. Ede.
Menurutnya, vaksin sebagai upaya intervensi kesehatan masyarakat yang efektif sudah terbukti sejak lama. "Sejak 1956 Indonesia sudah berhasil menghilangkan beberapa penyakit menular melalui program imunisasi. Cacar sudah hilang dari Indonesia, kemudian difteri."
Karena itu, Dr. Ede mengmimbau agar program untuk Covid-19 bisa terlaksana dengan baik begitu vaksinnya diumumkan sudah aman dan manjur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Mari kita sama-sama dukung supaya ini bisa kita lakukan, karena vaksinasi sudah terbukti sebagai sarana kesehatan untuk menghilangkan penyakit," tuturnya.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk berkontribusi melalui program vaksin mandiri seperti yang direncanakan pemerintah. Hal ini untuk membantu mempercepat tercapainya target kekebalan kelompok yang diinginkan.
“Sebenarnya, kontribusi masyarakat dalam program vaksin mandiri tidak ada masalah. Dalam program vaksinasi yang lama juga begitu, ini yang harus dipahami nantinya, ada yang bisa dibiayai pemerintah terutama bagi tenaga kesehatan kemudian yang lain diharapkan program mandiri agar prosesnya cepat," ujarnya.
Menurutnya, vaksin itu dikembangkan oleh para peneliti dan dokter sehingga tingkat keamanan dan efektivitasnya juga baik. "Perlu diingat, biaya vaksinasi jauh lebih murah daripada diobati karena sakit," tutur Dr. Ede. (*/SS)