Langgam.id – Masyarakat adat Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, secara tegas menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kawasan Danau Singkarak.
Penolakan ini didasari kekhawatiran masyarakat terhadap semakin parahnya kerusakan ekosistem di Danau Singkarak.
Riya Darma (Eri Malalo) Datuak Rang Kayo Endah, Ninik Mamak Malalo, menyatakan pembangunan PLTS akan memperburuk kondisi ekosistem danau yang sudah rusak.
“Ekosistem di Danau Singkarak sudah rusak. Bahkan ada Keputusan Presiden yang menegaskan perlunya pemulihan danau ini. Namun, justru muncul proyek PLTS yang hanya akan menambah masalah baru,” ujar Datuak Rangkayo Endah, usai Brainstorming: Pembangunan PLTS Terapung di Danau Singkarak dari Sudut Pandang Ekosistem, di Suasso Resto, Kota Padang, Minggu (29/12/2024).
Ia juga menyoroti dampak buruk dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dilakukan pada 2016 di kawasan Nagari Malalo. Menurutnya, hingga kini masalah-masalah yang ditimbulkan oleh proyek tersebut belum terselesaikan dengan baik.
“Pembangunan PLTA sebelumnya menyisakan banyak masalah. Sekarang tiba-tiba muncul rencana membangun PLTS. Seharusnya mereka introspeksi,” tegasnya.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan proyek sebelumnya, lanjut Edi, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Malalo, tetapi juga oleh seluruh penduduk yang tinggal di sekitar Danau Singkarak.
“Jika proyek ini terus dipaksakan, penderitaan kami akan bertambah,” ujarnya dengan nada prihatin.
Edi menambahkan, selain masyarakat adat, para ahli geologi, lingkungan, dan akademisi juga telah menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap rencana pembangunan PLTS ini.
“Menurut para ahli, pembangunan PLTS tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan hanya akan memperburuk kerusakan ekosistem Danau Singkarak,” pungkasnya. (Iqbal/Yh)