Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya

Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya

Foto: Edy Utama

Langgam.id - Makara Art Centre, Universitas Indonesia, akan menjadi saksi pembukaan pameran etnofotografi bertajuk “Pauleh: A Bridge for Cultural Diplomacy” karya fotografer Edy Utama pada 20 November 2024. Pameran yang berlangsung hingga 25 November 2024 ini akan dibuka Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon pada 20 November 2024. Pameran ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan Indonesia, Makara Art Centre, serta Minang Diaspora Network-Global (MDN-G).

Pameran ini berfokus pada keindahan dan nilai-nilai tradisi pencak silat Minangkabau.

Acara pembukaan akan diwarnai oleh atraksi pencak silat dari mahasiswa Universitas Yarsi Jakarta dan pertunjukan seni silat Pauleh oleh dua seniman Minangkabau, Piter Salayan dan Jefri Usman.

Menurut Direktur Makara Art Centre Ngatawi Zastrow pameran ini dirancang untuk mempererat hubungan budaya antar anak nagari dan sebagai wadah untuk memperkenalkan pencak silat Minangkabau sebagai warisan budaya tak benda dunia yang diakui UNESCO. Tradisi ini tidak hanya mencerminkan seni bela diri, tetapi juga menjadi ekspresi persahabatan, saling menghormati, dan kohesi sosial.

Presiden Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) menambahkan bahwa pameran ini sangat penting untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal, terutama bagi generasi muda Minangkabau yang tinggal di perantauan. Diharapkan, mereka dapat lebih memahami dan melestarikan warisan budaya leluhur mereka.

Pameran ini akan menampilkan 40 karya fotografi Edy Utama yang merekam berbagai aktivitas pencak silat Minangkabau antara 2007 hingga 2019. Foto-foto tersebut menggambarkan tradisi silek galombang dan pencak silat Ulu Ambek yang tidak hanya sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai medium silaturahmi antar komunitas.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, akan diadakan diskusi budaya bertajuk “Pencak Silat Sebagai Ekspresi Budaya Minangkabau” pada 23 November 2024. Diskusi ini menghadirkan para ahli budaya dan fotografer, termasuk Edy Utama, untuk mengeksplorasi peran pencak silat dalam identitas budaya Indonesia.

Setelah memamerkan karya etnofotografinya di Makara Art Centre, Edy Utama akan mengusung pameran yang sama ke Polandia untuk dipamerkan di The Asia and Pacific Museum Warsawa, bekerjasama dengan The Institute Ethnology and Cultural Anthropology at Warsaw University, yang dimulai 5 Desember 2024 s.d 10 Januari 2025.

Sebelumnya, Edy Utama telah memamerkan karya serupa di berbagai negara, termasuk di East-West Center Gallery, Honolulu (2012), dan Tokyo (2015).

Tradisi pencak silat Minangkabau yang sarat filosofi dan nilai luhur menjadi pesan penting dalam diplomasi budaya, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Pameran ini menjadi bukti bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antarmanusia dan bangsa. (*/Yh)

Baca Juga

Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Nofel Nofiadri
Galodo Soko dalam Kontestasi Kepala Daerah
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh
Langgam.id - Salah satu tema percakapan publik yang paling hangat belakangan ini adalah tentang perayaan Halloween di Saudi Arabia.
Bahasa Minang dalam Tafsir Ulang Keminangkabauan
Nofel Nofiadri
Tafsir Ulang Keminangkabauan
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah meresmikan Surau Sydney Australia. Ini merupakan surat pertama milik orang Minang di luar negeri
Gubernur Sumbar Resmikan Surau Pertama Milik Orang Minang di Luar Negeri