Langgam.id – Ketua Umum DPP Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang), Oesman Sapta Odang atau OSO, memutuskan untuk membeli Hotel Bumiminang yang berlokasi di Jalan Bundo Kanduang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Hotel legend yang sebelumnya bernama Kyriad Bumiminang Hotel ini bakal direnovasi setelah sempat terbengkalai. Renovasi ini dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran disaksikan langsung oleh OSO, Senin (20/10/2025).
OSO mengatakan dirinya memutuskan untuk membeli Hotel Bumiminang sebagai bentuk pengabdiannya untuk kampung halaman. Ibu OSO, Asnah Hamid berasal dari Sulit Aia, Kabupaten Solok
OSO memutuskan berinvestasi atas dorongan berbagai pihak. Salah satunya, dorongan itu datang dari Fadly Amran. Menurut OSO, Fadly Amran adalah sosok pemimpin yang genius, memikirkan bagaimana sebuah kota bisa berkembang.
“Jadi begitu dia (Fadly Amran) masuk ke Kota Padang dia langsung lihat apa yang bisa menjadi servis kota ini, yaitu ya pelayanan,” kata OSO.
Ia mengungkapkan, kota memiliki pelayanan yang terbaik untuk wisatawan di antaranya harus memiliki hotel yang bagus. Tentunya dengan pelayanan yang maksimal.
“Kalau pelayanan ya harus punya hotel, hotel harus punya apa? Ya harus punya ballroom, punya kamar yang bagus, punya pelayanan yang bagus,” tegasnya.
Pelayanan yang bagus itu, lanjut OSO, juga diiringi dengan tidak menghilangkan nilai-nilai tradisional. Ia menegaskan hotel ini akan meninggikan adat istiadat Mingkabau.
“Dipertinggi nilai tradisionalnya. Jadi saya sering dikasih saran beliau (Fadly Amran), karena beliau yang mengerti adat istiadat. Dengan saran wali kota membuat saya tertarik, dan dia akan menarik investor lain, dan saya juga akan bercerita dengan investor yang lain,” ungkapnya.
“Konsep (hotel ini) nanti semi-modern. Orang minang ini dimana-mana membutuhkan kemoderan untuk tamu, bukan untuk kita. Tapi tradisional tidak boleh hilang, ciri khas Minangkabau tidak boleh hilang, tetap ada,” sambung OSO yang juga merupakan Ketua Umum Partai Hanura itu.
Disinggung soal nilai investasi, OSO enggan menjawab. Dikatakannya, untuk renovasi bangunan lebih mahal dari pada membangun baru.
“Nilai investasi itu rahasia. Renovasi ini lebih mahal dari pada bangun baru. Target renovasi bisa 1,5 tahun. Mudah-mudahan bisa lebih cepat satu tahun,” ucap OSO yang juga enggan membocorkan nama baru hotel tersebut.