Optimalisasi Pangan Lokal: Solusi Inovatif Pencegahan Stunting dengan Rice Crackers MPASI Berbasis Ikan Rinuak

Masalah gizi pada balita masih menjadi momok di negara berkembang seperti Indonesia, termasuk kasus stunting, wasting, dan overweight. Di antara permasalahan tersebut, stunting menjadi perhatian utama karena merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang berakibat fatal pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Data menunjukkan peningkatan angka masalah kesehatan pada anak usia 0-4 tahun di Sumatera Barat, menandakan perlunya peningkatan cakupan pemberian makanan dan ASI.

Makanan Pendamping ASI (MPASI) berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi anak usia 6-24 bulan yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI. Protein dan vitamin A menjadi nutrisi penting di masa bayi. Protein berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel, sedangkan vitamin A penting untuk fungsi sistem imun dan melindungi integritas sel-sel tubuh.

MPASI umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti tepung beras, susu skim, gula halus, dan minyak nabati. Namun, bahan-bahan ini dapat disubstitusi dengan sumber protein lokal untuk meningkatkan nilai gizi MPASI.

Rice crackers MPASI berbahan dasar beras merah dan tepung ikan rinuak hadir sebagai alternatif MPASI yang kaya nutrisi. Ikan rinuak, sumber protein hewani lokal dengan kandungan protein sebesar 42,3%, menjadi kunci kecanggihan produk ini.

Bahan tambahan seperti putih telur, jeruk nipis, garam, gula, dan air juga memainkan peran penting dalam pembuatan rice crackers. Putih telur, dengan kandungan protein tinggi dan rasa yang lezat, memperkaya nilai gizi. Jeruk nipis menghilangkan bau amis dan memberikan nutrisi tambahan seperti vitamin C. Garam berfungsi sebagai pengawet dan penambah cita rasa, sementara gula berperan sebagai pemanis dan pengawet. Air digunakan untuk membuat puree beras merah, memastikan tekstur dan rasa yang diinginkan.

Penggunaan bahan pangan lokal seperti ikan rinuak dalam pembuatan MPASI tidak hanya meningkatkan nilai gizi tetapi juga mendukung ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kita dapat mengembangkan produk MPASI yang bergizi tinggi dan terjangkau, membantu mengatasi masalah gizi pada balita di Indonesia.

Penulis: Wellyalina, S.TP., M.P.

Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas

Tag:

Baca Juga

Ketua DPRD Kepulauan Mentawai Ibrani Sababalat
DPRD Mentawai Minta Pemerintah Tinjau Ulang PBPH di Pulau Sipora
Perubahan dari Kebiasaan Kecil: Change From Habits
Perubahan dari Kebiasaan Kecil: Change From Habits
Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKG Sekolah) resmi dimulai pada Senin (4/8/2025). Peluncuran Program CKG Sekolah yang
Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Dimulai, PCO: Fondasi untuk Bangun Generasi Emas
Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade menyalurkan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 180 siswa di SMK 1 Palembayan
Andre Rosiade Salurkan 180 Beasiswa Program Indonesia Pintar di SMK 1 Palembayan Agam
Ranah Minang, Rumah Damai yang Tak Retak
Ranah Minang, Rumah Damai yang Tak Retak
Video seorang perempuan berenang menyeberangi sungai viral di sejumlah paltform media sosial. Tapa rasa takut, sungai yang berwarna coklat
Jembatan Putus, Bidan Desa di Pasaman Seberangi Sungai Demi Obati Warga