Optimalisasi Komunikasi dalam Pengelolaan Desa Wisata di Sumbar

Optimalisasi Komunikasi dalam Pengelolaan Desa Wisata di Sumbar

Dosen Prodi Komunikasi FISIP Universitas Andalas Revi Marta. (Foto: Dok. Pribadi)

Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi sosial budaya, adat istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang dijadikan dalam suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung (Darsono dalam Fatonah 2021:1.4).

Definisi desa wisata berbeda dengan wisata desa. Desa wisata adalah desa yang menunjukkan tema produk pariwisata yang diutamakannya. Tema ini serupa dengan pilihan tema lain seperti desa industri, desa kerajinan, desa kreatif, dan desa gerabah. Sedangkan wisata desa adalah kegiatan wisata yang mengambil pilihan lokasi di desa, dan jenis kegiatannya tidak harus berbasis pada sumber daya perdesaan (Simanungkalit, 2016:13). Dapat disimpulkan bahwa desa wisata adalah kegiatan pariwisata yang menyuguhkan sajian integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang menonjolkan kearifan lokal secara ekonomi, sosial, budaya, dan atraksi-atraksi khas dari desa tersebut. Kegiatan pariwisata ini dilakukan di kawasan pedesaan yang melibatkan masyarakat lokal.

Agustus adalah momen yang membanggakan untuk pengelola Desa Wisata Kubu Gadang. Bagaimana tidak, prestasi yang membanggakan mampu diraih dalam perhelatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Kawasan ini terpilih sebagai desa wisata kategori maju, masuk delapan besar sebagai juara harapan nasional. Prestasi ini tentu membanggakan bagi Sumatera Barat (Sumbar), khususnya Pemerintah Kota Padang Panjang. Pada tahun sebelumnya, sebanyak 16 desa wisata Sumatera Barat masuk nominasi ADWI 2022 dan ini merupakan terbanyak di Indonesia.

Prestasi di atas layak ditiru oleh pengelola desa wisata lainnya yang ada di Sumatera Barat. Setiap kota/kabupaten yang memiliki desa wisata dengan keunikan tersendiri layak untuk diacungi jempol dalam hal keindahan destinasinya. Bukan tidak mungkin desa wisata yang ada di Sumatera Barat menoreh prestasi, asalkan ada kolaborasi yang baik antara pemerintah dan stakeholder yang terlibat. Perlu ada kolaborasi antarunsur pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media) dalam memajukan desa wisata.

Melalui kajian pariwisata, unsur pentahelix dikenalkan oleh Etzkowitz dan Leydesdorff pada tahun 1995. Model pentahelix menjadi konsep kolaborasi ini telah diterapkan salah satunya di sektor pariwisata. Model Pentahelix berupaya mengoptimalkan peran akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai penggerak perubahan sosial untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitar. Jika kita lihat langsung ke pengelolaan desa wisata, pengelolaan desa wisata yang ada di Sumatera Barat masih sangat jauh dari jangkauan unsur pentahelix.

Optimalisasi pengelolaan desa wisata seharusnya mendapat perhatian dari semua unsur. Pendekatan komunikasi partisipatif harus diterapkan dalam memboomingkan desa wisata. Berkaca pada desa wisata kubu gadang, komunikasi partisipatif menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam pengelolaan desa wisata. Semua elemen masyarakat memberikan kontribusi, tidak hanya pengelola saja namun juga unsur pemuka adat, masyarakat, pemerintah dan lainnya. Selanjutnya, penggunaan media baru dalam pengelolaan desa wisata juga harus menjadi perhatian. Media baru sangat diyakini mampu memviralkan aktivitas wisata di suatu daerah. Tentunya juga support pemerintah juga diperlukan dalam hal pengelolaan dan meningkatkan  partisipasi unsur pentahelix. 

Sesungguhnya pada kajian komunikasi, optimalisasi pengelolaan desa wisata juga bisa dilakukan dengan peningkatan partisipasi komunikasi kelompok. komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang dengan kesamaan tujuan, mengenal satu sama lain, dan berinteraksi secara langsung sehingga umpan balik yang dilakukan oleh individu dalam komunikasi kelompok dapat ditanggapi secara langsung oleh individu lain. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan oleh sejumlah orang dan memiliki rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan dari kelompok.

Fungsi komunikasi kelompok pariwisata yaitu dapat membangun hubungan sosial antaranggota kelompok. Fungsi pendidikan yang mana melalui komunikasi kelompok, dapat terjadinya pertukaran ilmu atau pengetahuan seputar pengembangan kepariwisataan. Dalam fungsi persuasi, melalui komunikasi kelompok yang memiliki peran untuk mengubah perilaku dan mengajak anggota kelompok yang terlibat dalam pengembangan pariwisata. Terakhir yaitu fungsi pemecahan masalah, yang mana komunikasi kelompok dapat berperan sebagai wadah bagi anggota kelompok untuk bertukar pendapat dan berdiskusi mencari solusi atas suatu permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan pariwisata.

Bidang komunikasi kelompok pariwisata berfokus pada kemampuan individu pelaku pariwisata baik itu pemilik destinasi, otoritas tempat, atau bahkan kemampuan pribadi dari pemandu wisata. Bisnis pariwisata bukanlah bisnis individu, tetapi bisnis kelompok, sehingga keterampilan komunikasi kelompok sangat penting. Hal-hal lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam kajian ini seperti pengorganisasian acara, dinamika kelompok, keterampilan berbicara, penguasaan sejarah destinasi dan venue acara.

Poin tersebut di atas penting untuk menjadi perhatian dari pengelola, sehingga sangat memungkinkan sekali semakin banyak desa wisata di Sumatera Barat mendapatkan penghargaan dan terkelola dengan baik. Pengelolaan yang tepat akan mampu meningkatkan branding wisata dan perekonomian masyarakat sekitar destinasi wisata. (*)

Revi Marta, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Andalas

Baca Juga

Fashion Show Baju Saisuak Meriahkan Desa Wisata Fair 2024
Fashion Show Baju Saisuak Meriahkan Desa Wisata Fair 2024
Mahasiswa University Utara Malaysia Wisata Edukasi ke Kubu Gadang
Mahasiswa University Utara Malaysia Wisata Edukasi ke Kubu Gadang
Desa Wisata Pesona Pagadih merupakan satu dari tiga desa wisata di Sumbar yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia
Masuk 50 Besar ADWI 2024, Desa Wisata Pesona Pagadih Agam Bakal Dikunjungi Kemenparekraf
Tembus 50 Besar ADWI 2024, Ini Profil Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang
Tembus 50 Besar ADWI 2024, Ini Profil Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang
Desa Wisata Pesona Pagadih merupakan satu dari tiga desa wisata di Sumbar yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia
Mengenal Desa Wisata Pesona Pagadih di Agam, Masuk 50 Besar ADWI 2024
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekrat) sudah mengumumkan 50 besar desa wisata terbaik dalam ajang ADWI 2024.
Selamat! 3 Desa Wisata di Sumbar Masuk 50 Besar ADWI 2024