Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Varian Omicron, kata Defriaman, penanganannya tak akan jauh berbeda dengan varian sebelumnya, cuma perlu lebih diperketat.
Langgam.id - Varian baru Virus Corona (Covid-19) Omicron mulai terdeteksi di Sumatra Barat (Sumbar). Bahkan, dari 31 sampel kasus positif Covid-19 yang diperiksa di Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, 15 di antaranya sampel Omicron.
Menanggapi hal itu, Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Defriman Djafri meminta agar pemerintah menerapkan pelaksanaan dan pengawasan Protokol Kesehatan (prokes) yang lebih ketat di tengah masyarakat.
"Kita tidak terlalu kaget, ini hanya menunggu waktu saja. Bisa terjadi gelombang ketiga jika kita tidak antisipasi dengan cepat," ujar Defriman kepada Langgam.id, Kamis (27/1/2022).
Menurut Defriman, Varian Omicron sudah jelas dibawa orang yang melakukan perjalanan luar negeri. Kemudian, kembali dan terjadi penularan lewat transmisi lokal. Kalau deteksinya lebih cepat, maka hal itu akan lebih cepat lagi dideteksi.
Tidak hanya itu, terkait adanya Varian Omicron, Defriman mewanti-wanti terjadinya pelacakan seperti kasus-kasus sebelumnya. Dan, kewaspadaan terhadap penural harus terus ditingkatkan.
Mungkin, kata Defriman, hanya Jakarta saja yang punya sensitifitas lebih tinggi untuk pelacakan kasus Covid-19. "Kita juga tidak tahu pasti apakah sampel selama ini itu random, atau memang yang dicurigai terkonfirmasi Omicron, ini perlu dipastikan," tegasnya.
Jika kasus sudah ditemukan, lanjut Defriman, maka pelacakan harus lebih ditingkatkan lagi. Minimal, 30 orang (kontak erat) diperiksa atau dilacak untuk satu kasus.
Selain itu, Defriman juga meminta agar pemerintah meningkatkan pengawasan pelaksanaan prokes masyarakat adanya temuan Varian Omicron tersebut. Dan hal itu bisa dilajukan dengan mudah serta berbiaya murah, serta lakukan dengan konsiten.
"Tidak usah jauh dibandingkan dengan Jakarta, bahkan dengan Riau saja kita kalah jauh dalam pelaksanaan prokes," paparnya.
Salah satu kunci prokes, sebut Defriman, pelaksanaan penerapan aplikasi PeduliLindungi di berbagai ruang publik seperti mall, rumah makan, dan lainnya. Hal itu dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko penularan.
Meskipun sudah divaksin, ucap Defriman antibodi seseorang belum dapat dipastikan terbentuk. Karena, strategi penegdalian Omicron dengan kasus-kasus sebelumnya tidak akan jauh berbeda, pelaksanaannya saja yang harus diperketat.
"Saya khawatirkan apakah pemerintah konsisten atau tidak, sense of emergency nya bagaimana. Kalau tidak peka, bisa saja kita mengulangi seperti awal tahun dulu, sampai kita kewalahan, jangan sampai itu terjadi lagi," imbuhnya.
Prokes adalah penanganan di hulu yang paling penting. Sementara, kalau penanganan sudah sampai ke rumah sakit, itu termasuk terlambat. Namun, rumah sakit juga harus tetap bersiap dengan sejumlah fasilitas yang memadai.
"Masyarakat harus diedukasi agar bisa melaksanakan prokes dengan baik. Sebab, yang kasihan nanti rumah sakit karena akan kewalahan untuk mengurusnya. Jangan sampai rumah sakit penuh, makanya diingatkan sejak sekarang," katanya.
Baca juga: Ini Saran Kemenkes untuk Menekan Lajunya Varian Omicron
Jika prokes dilaksanakan dengan tertib, tambah Defriman, maka pemerintah tidak perlu menerapkan pembatasan di ruang publik.
—