NTP Hortikultura Turun, BPS Sumbar: Petani Jangan Bergantung Musim Panen

NTP Hortikultura Turun, BPS Sumbar: Petani Jangan Bergantung Musim Panen

Kepala BPS Sumbar Sukardi (Foto: Rahmadi)

Langgam.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Agustus 2019 ini, masih turun dibandingkan tahun 2012 saat awal penghitungan NTP.

NTP tanaman pangan di Sumbar berada di angka 92,64 persen. Sedangkan tanaman hortikultura 82, 31 persen, dan tanaman perkebunan rakyat 95, 93 persen.

Kepala BPS Sumbar Sukardi mengatakan, petani di Sumbar cenderung mendapatkan keuntungan hanya pada saat musim panen. “Tahun 2012, khusus petani hortikultura turun dari angka 100 persen. NTP merupakan gambaran bagi kesejahteraan petani,” kata Sukardi saat menggelar konfrensi pers di kantor BPS Sumbar, Senin (2/9/2019).

Kondisi pasar saat musim panen juga kerap merugikan petani. Sehingga, saat musim panen raya harga komoditas justru menurun. “Ini harus jadi perhatian kita bersama, khususnya petani hortikultura. Jangan petani begitu-begitu terus karena hanya bergantung kepada musim,” katanya.

Sukardi mencontohkan, saat ini petani tomat di Kabupaten Solok menjerit karena murahnya harga jual tomat saat musim panen. Masyarakat petani hortikultura harusnya memikirkan hasil pertanian untuk tidak lagi dijual dalam bentuk mentah secara menyeluruh.

Petani harus berpikir membuat olahan. Misalnya, petani tomat membuat industri olahan saos atau sambal bersama kelompok tani. Sehingga, nasib petani tidak melulu bergantung pada musim panen.

“Petani harus tetap untung walau tidak musim panen. Ketika musim panen belum datang, mereka bisa mengolah stok tomat menjadi saos,” ujarnya.

Sukardi menyebutkan, NTP saat ini berada di angka 82,31 persen di bidang hortikultura. Kalau dibandingkan tahun 2012 lalu, NTP sekarang lebih rendah NTP pada 2012 malah mencapai 100 persen lebih. (Rahmadi/RC)

Baca Juga

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang tercatat datang ke Sumatra Barat melalui pintu masuk BIM
Kunjungan Wisman ke Sumbar di Agustus 2024 Naik, Bule Italia Alami Peningkatan Tertinggi
BPS Sumbar mencatat jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari BIM pada Juli 2024 mengalami peningkatan
BPS: Jumlah Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dan Datang dari BIM di Juli 2024 Naik
BPS mencatat pada 2023, panjang jalan di Sumbar mencapai 21.091,28 kilometer. Berdasarkan tingkat kewenangan pembinaan, jalan
BPS: 405,66 Km Jalan Provinsi di Sumbar Rusak Berat, Paling Banyak di Pasaman Barat
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto mengatakan, bahwa nilai ekspor asal Sumatra Barat pada Juli 2024 sebesar US$146,55 juta.
Nilai Ekspor Sumatra Barat di Juli 2024 Turun 48,43 Persen, Impor Naik
BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatra Barat (Sumbar) melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Juli 2024
Kunjungan Wisman ke Sumbar di Juli 2024 Naik, Turis Belanda Alami Peningkatan Tertinggi
Sepanjang 1.309,47 kilometer permukaan jalan yang merupakan kewenangan provinsi di Sumatra Barat sudah diaspal di 2023. Hal itu diketahui
BPS: 381,03 Km Jalan Kewenangan Provinsi di Sumbar Tidak Diaspal di 2023