Berita Tanah Datar – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Hari-hari Terminal Piliang Dobok, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, berkelindan sepi
Langgam.id - Hari-hari Terminal Piliang Dobok, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, berkelindan sepi. Hanya satu dua bus yang singgah, itu pun hanya memungut penumpang, lantas pergi begitu cepat.
Sabtu (26/3/2022) siang, di sudut Terminal dobok hanya terparkir 5 buah mobil. Suasana di terminal Pilliang-Dobok tampak tak seperti biasa. Lengang.
Padahal, menjelang Ramadhan, terminal yang terletak di jalan Indomo Pilliang tersebut biasanya selalu ramai dijejali penumpang.
Tampak raut wajah para agen sedikit kecewa, berharap ada penumpang yang datang. Ada yang sedang berdiri sambil melamun, ada juga yang duduk hingga berjam-jam, berharap penumpang yang tak pasti kunjung datang.
Sejak pagi sampai siang, belum ada tanda-tanda calon penumpang. Itu berarti dia tidak memperoleh persenan, karena tak ada tiket bus yang terjual. Tak ada uang yang akan dibawa pulang untuk keluarga. Namum apalah daya Hanya Riuh hembusan anggin yang menerbangkan daun-daun yang berguguran.
Begitulah suasana yang terlihat di terminal Pilliang-Dobok. Padahal terminal ini menjadi pusat bagi bus jarak jauh, Sumatera Barat – Pulau Jawa. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, terminal ini hiruk pikuk. Aktifitasnya padat karena banyak penumpang berpergian. Tidak seperti sekarang ini, begitu sepi.
"Pandemi telah memukul kami, menurunkan pendapatan kami. Dampak pandemi Covid-19 memang begitu besar. Jumlah penumpang bus dan mini bus mengalami penurunan drastis," Syafruddin, salah seorang agen di terminal itu.
Meskipun penumpang sedikit, para agen berusaha untuk tetap bertahan. Ada kalanya mereka berbagi penumpang dengan bus lain. Bila penumpangnya hanya beberapa orang, maka di pindahkan ke bus yang lain yang penumpang nya lebih banyak.
Begitu erat kekeluargaan para supir bus ini, tidak hanya berbagi penumpang bahkan mereka sempat berbagi hasil kepada supir-supir lain.
"Kendala terminal sepi dikarenakan bus yang tidak masuk serta kelangkaan minyak solar saat ini menjadi salah satu kendala bus untuk berangkat, sehingga penumpang tidak bisa diprediksi kapan ramainya. Dampak perusahaan yang begitu jauh merosot, meski begitu ongkos untuk penumpang umum tidak ada peningkatan," ungkap Syafruddin.
Kesepian yang mendekap Terminal Piliang Dobok juga dipengaruhi perkembangan zaman, dimana semua orang nyaris punya kendaraan sendiri. Salah seorang pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Tanah Datar yang ditempatkan di sana, Dani Kurniawan, mengatakan, penyebab dari sepinya terminal Piliang ini adalah karena perkembangan zaman yang begitu pesat, salah satunya yaitu setiap orang hampir memiliki kendaraan pribadi seperti motor dan mobil.
Meski beroperasi dari jam 07.00 - 16.00 WIB, Terminal Piliang masih melayani bus AKAP ( antar Provinsi ) dan bus AKDP (angkutan kota dalam provinsi). Itu pun hanya bisa dihitung jari.
Menurutnya, dengan kendaraan pribadi yang dimiliki, setiap orang lebih mudah untuk bepergian tanpa harus mencari angkutan umum.
"Tidak hanya itu terminal sepi penumpang juga disebabkan oleh adanya pandemi yang mengharuskan tes negatif Covid-19 kini menjadi syarat perjalanan jarak jauh antar Provinsi di Indonesia," katanya, tempo hari.
Terminal Piliang memiliki tiga tipe, yaitu tipe A yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan, tipe B dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi dan tipe C dikelola oleh Dinas Perhubungan Kabupaten dan Kota.
Sistem kendaraan yang masuk ke terminal C itu yang boleh masuk kedalam terminal yaitu angkot dan Angdes (angkutan desa), terminal tipe B yang masuk itu khusus bus AKDP dan untuk terminal tipe A itu untuk bus AKAP.
Terminal Piliang termasuk tipe B, dan untuk bus AKAP itu berangkat dari terminal tipe A. Untuk terminal tipe A di Sumatra barat berada di Bukittinggi dan Solok. Untuk bus yang pulang dari luar Provinsi misalnya Jakarta tidak singgah ke Terminal Piliang karena hanya khusus untuk keberangkatan saja.
Terminal Piliang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi. Dan setiap harinya ada pergantian piket. Untuk perharinya jumlah orang yang piket sebanyak 7 orang dan ada tenaga honorer sebanyak 4 orang.
Dani selaku pegawai yang mengawasi keluar masuknya angkutan menyampaikan harapannya agar pemerintah dapat meningkatkan fasilitas seperti taman digital, penyediaan Wi-Fi bagi pengunjung dan memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk mendirikan angkringan di Terminal Piliang. (Kelly Putri, dkk)