Musim hujan kini menjadi sebuah fenomena yang memiliki dua wajah yang saling terkait erat. Di satu sisi, hujan menjadi berkah serta penyedia rezeki bagi alam dan segala isinya. Ketika kekeringan menghampiri, umat manusia selalu berharap dan memohon agar hujan turun.
Mereka bahkan melakukan ritual, persembahan khusus, dan ibadah tertentu untuk merayu datangnya hujan. Hujan diharapkan sebagai solusi atas berbagai masalah di bumi.
Namun, seiring perkembangan zaman, saat teknologi merambah keberadaan manusia di bumi, hujan yang turun pun membawa petaka dan bencana. Di beberapa daerah di Indonesia, hujan sering kali menjadi pemicu banjir. Hal ini bisa disebabkan oleh meluapnya sungai atau sistem drainase yang tidak memadai.
Belakangan ini, beberapa wilayah di Indonesia masih sering dilanda hujan deras yang mengakibatkan banjir di berbagai tempat. Beberapa daerah bahkan sering mengalami banjir bandang, sungai meluap, longsor tanah, dan bencana lainnya karena intensitas hujan yang tinggi.
Jika kita melihat lebih jauh, beberapa kota atau wilayah di Indonesia seringkali sudah tergenang air hanya dalam waktu singkat setelah hujan mengguyur. Dampaknya, jalanan menjadi macet dan rasa frustrasi muncul akibat kemacetan tersebut.
Oleh karena itu, kehadiran hujan kadang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat karena intensitasnya yang tinggi, yang dapat menyebabkan banjir serta kerugian besar baik dalam hal korban jiwa maupun harta benda. Ini menjadi gambaran dari musibah hujan yang kerap terjadi dan hampir menjadi 'tradisi' tahunan bagi masyarakat.
Tak hanya itu, musim hujan kini tidak dapat diprediksi dengan pasti kapan akan datangnya, sehingga banyak yang merasa terganggu dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi, hujan menjadi salah satu faktor penghambat aktivitas. Beberapa merasa cemas atau mengeluh karena jadwal atau rencana mereka terganggu, seperti pertemuan, janji dengan klien, dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, tetaplah tenang. Sebab, pada hakikatnya, hujan membawa berkah, bukan musibah. Curah hujan adalah elemen penting dalam iklim yang memengaruhi keberlangsungan air untuk tanaman. Anomali iklim telah terbukti berdampak dominan terhadap produksi pertanian dan ketahanan pangan.
Karakteristik serta besaran anomali iklim harus dikaji dengan cermat agar dampaknya dapat diantisipasi lebih awal dan risikonya dapat diminimalkan. Curah hujan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pertanian secara keseluruhan. Kejadian iklim ekstrem yang memengaruhi curah hujan seringkali terkait dengan fenomena ENSO.
Kondisi ENSO, yang tercermin dalam curah hujan selama periode El-Nino dan La-Nina, memengaruhi kondisi iklim yang tidak normal. Saat El-Nino terjadi, curah hujan di wilayah Indonesia cenderung di bawah normal, sementara saat La-Nina terjadi, curah hujan cenderung di atas normal.
Pada masa La-Nina, curah hujan dapat turun lebih awal dan dalam jumlah yang lebih besar, memungkinkan waktu tanam padi lebih awal bahkan sepanjang tahun. Namun, pada periode El-Nino, curah hujan yang maksimal akan mundur dari waktu yang seharusnya normal. El-Nino dapat mengakibatkan penundaan dan penurunan awal musim hujan.
Hujan selalu memiliki dua sisi, positif dan negatif, tergantung pada sudut pandang yang digunakan untuk memandangnya. Seharusnya kita bersyukur atas segala hal yang ada, termasuk kehadiran hujan.
*Rahmi Awalina, S.TP.,MP - Dosen TPB- Fakultas Teknologi Pertanian Unand