Musik Tradisional di Era Milenial

Musik Tradisional di Era Milenial

musik pixabay 2

PalantaLanggam - Hari ini, 9 Maret, diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Penanggalan yang dipetik berdasarkan hari lahir pahlawan nasional Wage Rudolf Soepratman.

Peringatan ini, kali pertama dilakukan pada 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Nah, lantas apa pentingnya 'musik' pun dirayakan di zaman yang katanya milenial?

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat mengasilkan irama.

Sekarang dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari yang namanya musik. Karena musik sendiri menjadi hal yang sangat bagus untuk didengarkan baik dalam keadaan sendiri ataupun beramai-ramai, apalagi lirik-lirik bait dari musik tersebut mengambarkan bagaimana diri kita sebagai pendengarnya, sehingga bisa membuat kita terhanyut di dalam bait-bait irama tersebut.

Mendengarkan musik juga bisa menjadi sebuah hiburan tersendiri. Setiap orang memiliki kecintaan  tersendiri dengan berbagai macam jenis dan genre music.

Menurut Tumbijo (1997:13) musik tradisional adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu.

Jadi alat musik tradisional merupakan kesenian hasil budaya manusia di dalam masyarakat yang berupa alat yang tujuannya menghasilkan musik yang diwariskan oleh nenek moyang kita yang berkembang di suatu daerah tertentu.

Fungsi dari musik itu sendiri bagi masyarakat adalah sebagai media hiburan, pengiring tari, sarana ekonomi dan lainnya. Pada umumnya musik tradisional menjadi milik bersama, dikarenakan musik tradisional banyak yang tidak diketahui penciptanya serta tahun penciptaannya.

Di masa sekarang ini orang sudah sudah sangat jarang yang simpati atau peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan istilah tradisional, mereka berfikir semua yang tradisional adalah kuno dan tidak modern.

Walaupun sebagian kecil masih ada orang-orang yang peduli dan suka terhadap hal-hal yang berbau tradisional, dan kebanyakan dari orang tersebut adalah orang yang sudah berumur atau tua.

Padahal kita sebagai generasi muda harus menghidupkan kembali dan melestarikan semua peninggalan nenek moyang kita agar tidak hilang dari ciri khas dari suatu daerah dan masih tetap terjaga dengan rapi tidak tergeser oleh hal yang belum tentu baik untuk generasi muda.

Alat musik tradisional seperti talempong , saluang dan lainnya sekarang ini jumlahnya sudah sedikit atau bahkan hampir hilang keberadaannya karena tergeser oleh alat yang lebih modern seperti gitar, piano dan lainnya. pandangan generasi sekarang mengenai alat musik tradisional adalah bahwa alat musik tradisional itu kuno, tidak keren, tidak bagus, kurang indah dan sebagainya.

Generasi milenial sekarang lebih bangga belajar alat musik modern. Mereka yang memandang seperti itu sebenarnya salah, bahwa alat musik tradisional pun bisa menjadi keren indah dengan terus berlatih mengembangkan alat musik tradisional , dan sebagai generasi muda seharusnya bisa menginovasikan alat musik tradisional menjadi lebih keren dan indah sesuai dengan keinginan mereka dan sekreatif mereka.

Dengan begitu alat musik peninggalan nenek moyang kita tidak akan mudah hilang atau tergerus oleh alat musik modern.

Sekarang ini karena sudah jarangnya yang menginginkan atau berminat memainkan alat musik tradisional, maka di dalam pembuatan alat musiknya pun sudah sangat sedikit yang memproduksi, itu karena kurangnya minat generasi sekarang ini sehingga para pemproduksi berfikir untuk apa membuat jika tidak ada konsumen, mereka hanya akan rugi biaya juga tenaga untuk pembuatannya.

Jika pun ada yang memproduksi alat musik tradisional itu, orang-orang yang akan membeli dan melestarikannya adalah sebagian masyarakat yang masih peduli pada musik tradisional. Dan itu biasanya ada disebuah pedesaan-pedesaan terpencil yang kebudayaan tradisionalnya masih kental.

Untuk itu kita sebagai generasi milenial harus mampu melestarikan dan mau untuk belajar bagaimana cara membuat juga menggunakan alat musik tradisional tersebut. Karena kalau sudah bisa memainkannya akan mudah untuk melestarikannya.

Cara melestarikannya di era yang modern seperti ini adalah dengan hanya cara memposting rekaman video ketika sedang memainkan alat musik tradisional itu, dan bisa-bisa video itu akan menjadi viral. Karena seperti yang kita lihat pada saat sekarang ini, melalui sosial media berita-berita terbaru akan sangat cepat menyebarnya.

Dan selain dari hal itu adalah, bisa dilakukan dengan cara mengikuti banyak lomba kesenian. Karena pada masa sekarang ini telah ada kesenian kita yang terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri, karena selalu menang dalam mengikuti setiap lomba-lomba itu.

Dalam meraih kemenangan dalam setiap lomba, diperlukan latihan secara keras.

Perubahan cara pandang kita terhadap hal yang kuno itu juga harus dirubah, bahwa yang kuno itu juga bisa menjadi hal yang keren asalkan kita mau berinovasi sekreatif mungkin sehingga hal tersebut akan menjadi menakjubkan.

Dan bahwa jika tidak adanya alat musik tradisional maka tidak akan tercipta alat musik modern. Karena alat musik modern itu ada karena bersumber dari alat musik tradisional.

Maka dari itu kita generasi milenial tidak boleh melupakan hal yang tradisional. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman maka akan semakin modern atau berkembang alat-alat musik di dunia.

Jika generasi milenial mau melestarikannya maka alat musik tradisional tidak akan mengalami kepunahan. *

(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Baca Juga

Nagari Mandeh Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal dengan Olahan Ikan Teri
Nagari Mandeh Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal dengan Olahan Ikan Teri
Sebanyak 5.100 mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun ini. Lokasi KKN para mahasiswa ini
5.100 Mahasiswa Universitas Andalas Ikuti KKN ke Berbagai Daerah
Rektor Universitas Andalas (UNAND) Efa Yonnedi memastikan bahwa tidak ada kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada tahun ajaran baru
Rektor UNAND Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT
Universitas Andalas (Unand) akan menerima mahasiswa baru untuk Program Doktor Ilmu Akuntansi (PDIA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Unand Buka Program Doktor Ilmu Akuntasi, Tahun Ini Terima Mahasiswa Baru
Mengembangkan UMKM Sagun Bakar: Inovasi Pengolahan Ubi Jalar oleh Fateta Unand dan KWT Lurah Saiyo
Mengembangkan UMKM Sagun Bakar: Inovasi Pengolahan Ubi Jalar oleh Fateta Unand dan KWT Lurah Saiyo
Langgam.id - Lembaga SURI menggelar pameran Pemanfaatan Iluminasi Naskah Kuno Menjadi Motif Kain Minangkabau di Unand.
53 Proposal PKM UNAND Lolos Pendanaan Kemendikbudristek