Infolanggam- Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus mengatakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mesti segera menyelesaikan persoalan dugaan kebocoran data pemilihan tetap (DPT). Peretas dengan anonim “Jimbo” mengklaim telah berhasil mendapatkan DPT dari situs kpu.go.id.
"Jika dugaan kebocoran data itu benar, ini sesuatu yang mengkhawatirkan. Dalam unggahannya, Jimbo mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih," kata Guspardi, Kamis (30/11/2023).
Politisi PAN yang kembali maju sebagai Caleg DPR RI dapil Sumbar 2 dengan no urut 2 ini merasa heran, data pribadi yang sifatnya rahasia dan berharga bisa bocor di dunia maya. Apalagi DPT super sensitif.
"Kalau IT KPU bisa dijebol untuk mencuri DPT, maka hasil pemilu nantinya dikhawatirkan rentan dimanipulasi," ujarnya.
Kata dia, tentu hal ini harus menjadi perhatian sangat serius bagi KPU untuk segera berbenah diri dan memaksimalkan kinerja dan teknologi yang dipakai. KPU mesti memiliki mekanisme pencegahan terkait perlindungan data pemilih. Termasuk metode yang digunakan dalam memproteksi kerahasian data.
"Jangan sampai kejadian peretasan justru menimbulkan perdebatan di masyarakat dan membuat kredibiltas KPU menjadi tercoreng. Sebagai pihak yang diberi amanah untuk penyelenggara pemilu, KPU harus memastikan keamanan data pemilih bisa terjaga dengan baik. Sehingga tak bisa diretas oleh siapapun," ujarnya.
Guspardi mengatakan, KPU sebagai penyelenggara pemilu harus melakukan investigasi dugaan kebocoran data pemilih yang jumlahmya sangat fantastis, agar tidak mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024.
"KPU mesti menyelidiki dengan seksama. Dan mengumumkan hasil penyelidikannya kepada publik secara terbuka dan transparan," ujar anggota Baleg DPR RI tersebut.