PalantaLanggam - Minang Diaspora turut aktif dalam Kongres Diaspora Indonesia yang ke 5 yang diadakan Yayasan Diaspora Indonesia di Mall Kota Kasablanka, Kuningan, Jakarta, Sabtu (10/8).
Aktifnya Yayasan Diaspora Minang Dunia (Minang Diaspora Network-Global/MDN-G) dalam acara tersebut, juga diikuti hadirnya tokoh-tokoh Minang dan masyarakat Minang dalam dan luar negeri.
Antara lain, Jurnalis Uddin selaku Dewan Pembina MDN dan Ketua Yayasan Rumah Sakit dan Universitas YARSI), Hasyim Djalal (ahli hukum laut internasional/Duta Besar RI untuk PBB dimasanya), Komjen Pol Purn Ahwil Loethan (Penasehat MDN/Duta Besar RI untuk Meksiko dan Honduras serta Irjen Polri dimasanya), Duta Besar RI untuk Vietnam Ibrahim Yusuf (Penasehat MDN), Arcandra Tahar (Ketua Dewan Pengawas MDN), Reydonnizar Moenek (Sekjen DPD RI), dan tentunya Dino Patti Djalal selaku pendiri Yayasan Diaspora Indonesia dan Presiden MDN-G serta tokoh-tokoh Minang lainnya.
Peran Diaspora Minang juga terlihat dari tampilnya Burmalis Ilyas mewakili Minang Diaspora Selaku Direktur Eksekutif MDN dalam sesi seminar dengan topik Promoting and Preserving Indonesian Heritage Worldwide (mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia di luar negeri).
Burmalis Ilyas berbicara mengenai peran Diaspora Minang yang ada di luar negeri dan Yayasan Minang Diaspora dalam mempromosikan budaya Minang diseluruh dunia.
Kepada PalantaLanggam, Senin (12/8), Burmalis menjelaskan, di forum tersebut ia menceritakan banyaknya kegiatan festival Minang yang dilakukan oleh masyarakat Minang yang ada di luar negeri seperti Minang Saiyo Melbourne bekerjasama dengan Pemprov Sumbar dan MDN-G, yang mengadakan Minangkabau Festival Melbourne 2018 yang juga disertai dengan Pertemuan Minang Sedunia (Minangkabau Diaspora Network-Global Forum) yang pertama kali didunia.
Di awal tahun 2019 juga diadakan Festival Minangkabau di Singapura yang diadakan oleh Persatuan Masyarakat Minang Singapura (Minangkabau Singapore Association) dengan diisi dengan hiburan tari-tarian, seni musik dan seni suara serta diisi dengan Bazar-bazar UMKM Minang dan Nusantara baik yang datang dari Indonesia maupun Singapura.
Di tahun yang sama JM3 (Jaringan Masyarakat Minangkabau Malaysia) bekerjasama dengan Kampoeng Minang dan MDN-G melaksanakan Festival Warisan Budaya dan Kuliner Minang sekaligus Peluncuran Kartu Minangkabau Card (Kartu e-Money sekaligus Kartu diskon di merchant-merchant Minang sepertir restoran Padang, hotel, rumah sakit dan lainnya) yang diadakan di Kuala Lumpur.
Beberapa bulan yang lalu, sebut Burmalis, Minang Sakato Belanda juga mengadakan kegiatan Minang Cultural Night di Den Haag yang didukung oleh MDN-G.
"Meski relatif baru lahir ditahun 2017 terinspirasi oleh Diaspora Indonesia, Yayasan Diaspora Minang cukup banyak mendukung dan mensponsori Festival Minang baik yang ada di dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Menurut Burmalis, akhir tahun ini direncanakan akan diadakan pertemuan perantau Minang sedunia ke 2 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Burmalis juga memaparkan peran MDN-G dalam mengajak diaspora Minang yang ada di dalam dan luar negeri untuk melestarikan budaya minang dan berbahasa Minang sebagai bahasa leluhur masyarakat Minang dan bahasa Indonesia.
Selain promosi budaya dan bahasa Minang, MDN-G juga turut mempromosikan Kuliner Minang diluar negeri. Meski Randang dinobatkan sebagai masakan terlezat di dunia, namun kehadiran restoran Padang/Minang masih sangat terbatas seperti Salero Minang Di Den Haag Belanda, Warung Ita Sydney, Salero Kito Melbourne Australia, RM Minang Singapura dan lain-lain yang jumlahnya masih terbatas.
Menurut Burmalis ilyas ini merupakan pekerjaan besar bagi masyarakat Minang sedunia. Selain itu, sambungnya, Yayasan Diaspora Minang mengajak UMKM Minang untuk go internasional dengan mengajak mereka mengikuti bazar-bazar di luar negeri.
Dalam kesempatan tersebut Burmalis Ilyas juga mengajak masyarakat Minang dan Indonesia pada umumnya untuk mendukung pembelian Surau Sydney Australia yang sedang diperjuangkan oleh Masyarakat Minang Saiyo Sydney Australia dan Yayasan SSA (Surau Sydney Australia).
Dalam Kongres tersebut Minang Diaspora juga diberikan stan atau booth oleh Yayasan Diaspora Indonesia untuk memperkenalkan program-programnya dan mempromosikan Minangkabau Card dan buku Merantau karya Mochtar Naim. (Osh)