Mewacanai Pembuatan Museum Agraris Bareh Solok Centre

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Sumbar sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan sebesar 1.027.429 ton GKG

Ilustrasi. [foto: canva.com]

Ahmad Kusasi | PB Muda BPK Wilayah III Sumatera Barat

Bareh Solok tanak didandang
Dipagatok ulam pario
Bunyi kulek cando badendang
Dek ditingkah (hmm) si samba lado
Urang Sumpu jalan barampek
Di Singkarak singgah dahulu
Bareh baru makan jo pangek
Indak tampak (ondeh mak) mintuo lalu
Bareh Solok bareh tanamo
Bareh Solok lamak rasonyo
Bareh Solok bareh tanamo
Bareh Solok lamak rasonyo

Begitu lirik lagu ciptaan Nuskan Syarief yang dibawakan oleh penyanyi legendaris Elly Kasim. Lagu ini sangat populer pada tahun 60-an bahkan hingga hari ini. Diiringi dengan musik ria, kebanyakannya membuat orang sedikit bergoyang secara reflek.

Bukan tanpa tujuan lagu ini memilih “Bareh Solok” sebagai bagian liriknya. Bareh Solok adalah salah satu komoditi pangan terkenal yang ditanam di lembah-lembah dan dataran Kubuang, III, bahkan lebih jauh ke arah selatan yakni ke wilayah Alam Surambi Sungai Pagu dan Rantau XII Koto.

Berasnya bersih, dan sangat lembut manakala dimasak menjadi nasi. Di lidah, nasi yang dihasilkan agak manis dengan aroma harum berwarna putih bersih. Rasanya tidak berlebihan ketika si pencipta lagu mengglorifkasi nasi dari Bareh Solok, bila dipadukan dengan samba lado dapat membuat seorang yang menikmatinya buta, sehingga tidak menyadari keberadaan mertua didekatnya. Aduhai

Sekalipun demikian, produk beras yang dihasilkan dari dataran tinggi Sumatera Barat, terutama dari sekitar wilayah pegunungan, umumnya memiliki kualitas bagus dan enak untuk dikonsumsi.

Bareh Solok menghasilkan nasi yang menggugah selera, hal tersebut semakin populer manakala terpromosikan oleh seorang penyanyi berpengaruh dan sedang naik daun, Elly Kasim.

Popularitas Bareh Solok, tentu berproses dari kelindan dua hal tersebut. Tanpa keduanya, lagu dan beras jenis Bareh Solok tak akan sepopuler sekarang.

Hingga hari ini, lagu maupun komoditi Bareh Solok tetap populer. Tetapi, sebagai masyarakat dan konsumen Bareh Solok, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa Bareh Solok sepi sendirian.

Tidak begitu terang ukuran yang kita dapatkan tentang seberapa maksimal upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Solok, Kota Solok maupun Solok Selatan untuk peningkatan produksi.

Apakah verietasnya bertambah, apakah mutu Beras Solok sudah di bawah varietas beras daerah lain, apakah produksinya meningkat atau malah berkurang, dan banyak pertanyaan lain yang perlu diajukan.

Kerisauan kecil yang mungkin saja tidak masuk akal ini harus kita tumpangkan ke pihak pemerintah daerah terutama yang membidangi masalah pertanian. Ingatan-ingatan tentang nikmatnya Beras Solok harus senantiasa dipelihara agar selalu lekat dalam memori orangorang Sumatra pada umumnya dan Sumatera Barat khususnya.

Hal praktis yang dapat dilakukan dalam upaya merawat ingatan tentang kenikmatan Bareh Solok itu antara lain:

  1. Mempertahankan Produksi Pada tahap awal, perlu pemetaan menyeluruh terhadap berapa total luas sawah yang ada di Kabupaten Solok, Kota Solok, maupun Kabupaten Solok Selatan. Upaya pencarian informasi utuh terkait total luasan sawah sebagai area yang digunakan untuk bercocok tanam padi tersebut mutlak perlu dilakukan. Selain itu berapa total produksi padi yang dihasilkan dalam satu tahun kalender.
    Angka ini penting diketahui untuk mengukur naik dan turunnya produksi padi. Penurunan produksi padi selalu berkaitan erat dengan 3 hal saja, yakni bencana alam, hama dan kelaikan irigasi. Bencana Alam menjadi salah satu faktor yang tidak terprediksi.

Ini bersifat ilahiah. Bencana alam dapat berupa gunung meletus, gempa bumi, dan kemarau panjang. Gunung Meletus dapat merusak tanaman padi pada saat menjalani masa produksi. Hal ini mungkin hanya berdampak pada sebagian kecil lahan.

Musim kemarau berdampak lebih luas, karena adanya ancaman kekeringan lahan. Demikian pula halnya dengan hama tikus yang relatif sulit dikendalikan ketimbang hama wereng. Akan tetapi hal yang paling penting adalah bagaimana infrastruktur irigasi dapat dibuat dan
dijaga dengan baik. Musim kemarau pun, sepanjang hulu sungai masih memiliki debit air, air masih bisa dialirkan menuju lahan sawah milik masyarakat di dataran tinggi.

Ada pun sumber air potensial pada saat musim kemarau panjang di daerah dataran rendah, yakni muara-muara sungai serta danau. Hanya saja perlu ongkos tambahan untuk kembali menaikkan air dari dataran rendah menuju ke dataran yang lebih tinggi. Tinggal memilih
teknologi apa yang paling praktis dan ekonomis dari segi pembiayaan.

Di ketiga daerah administratif ini, sumber air itu tersedia dengan sangat berlimpah. Jadi air adalah faktor utama dalam pengolahan sawah. Untuk memastikan kesediaan air, maka jaringan irigasi tentu perlu tersedia secara baik dan tidak mengalami kebocoran di mana-mana.

Harus ada upaya lebih modern untuk keluar dari hal ini, misalnya penggunaan pipa karet diameter besar untuk mengatasi irigasi yang selama ini selalu runtuh ditimpa hujan kecil. Kita harus keluar dari cara-cara penggunaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan perbaikan irigasi yang terlalu konservatif untuk menyediakan infrastruktur irigasi yang tersebar di banyak nagari.

Jika sektor irigasi ini dapat dibenahi secara maksimal, program-program lain seperti intensifikasi lahan pertanian, pupuk gratis dan program di bidang pertanian lainnya untuk peningkatan produksi padi tentu akan menuai hasil bagus juga.

2.Bangun Museum Agraris Bareh Solok Centre
Untuk terus merawat ingatan tersebut, sekaligus sebagai salah satu kawasan unggul penghasil pangan, di Solok sangat perlu dibuat sebuah Museum Agraris Bareh Solok Centre. Selain berfungsi sebagai museum, gedung yang dibangun sekaligus juga dijadikan sebagai bareh solok center yang didesain untuk memberikan informasi akurat berbasis satelit dalam jaringan (online) untuk memantau seluruh areal persawahan secara live.

Harapannya, melalui penggunaan TI tersebut, kondisi termutakhir pengolahan lahan diseantero kabupaten Solok dapat dipantau secara mutakhir. Dengan kata lain, dimana orang bertanam, dimana padi sedang menguning, dimana sawah baru dipanen, dimana sawah mangkrak terketahui dari bareh solok centre ini. Informasi awal mengenai sawah mangkrak/keterlambatan menanam dapat diperoleh lebih dini sehingga upaya perbaikan penanganan lebih cepat dapat dilakukan.

Misal, di Nagari Dilam, pada areal persawahan seluas 5 hektar, setelah 2 bulan tidak ada tanda-tanda aktifitas pengolahan sawah berdasarkan pengamatan di map berbasis satelit yang dipantau petugas di Bareh Solok Centre, maka petugas (baik dari level pemerintah nagari, maupun level kabupaten) harus segera turun untuk mengecek penyebab belum diolahnya lahan tersebut. Kunjungan ke lapangan menemukan misalnya; irigasi runtuh.

Temuan ini ditindaklanjuti segera dalam bentuk perbaikan irigasi, apakah permanen maupun non permanen, tetapi para petani dapat memulai kembali pengolahan lahan. Dengan demikian, jarak antara sebuah kejadian dengan penyelesaiannya relatif dekat. Dampaknya apa? Kesejahteraan
masyarakat yang bergerak di bidang budidaya padi tentu mengalami peningkatan.

Selain itu, penting juga untuk membangun sebuah aplikasi berbasis website guna mencatat hasil produksi dari masing-masing nagari yang dikelola secara konsisten. Hari ini kita diuntungkan dengan administrasi berbasis digital sehingga proses pengawasan terhadap konsistensi pencatatan itu dapat dibuat sedemikian rupa.

Bahkan dapat dibuatkan reminder atau alarm pengingat apa bila seorang petugas lupa menginput hasil produksi padi pada lahan tertentu setelah melewati 4 bulan misalnya.

Lalu apa yang akan ditampilkan pada museum agraris yang berdampingan dengan Bareh Solok Centre itu?
Peradaban manusia tidak terlepas dari budaya bercocok tanam. Bahkan peradaban besar lahir atas adanya kemajuan dalam cara memproduksi bahan makanan. Tersedianya sumber pangan yang konsisten melahirkan masyarakat kelas pemikir.

Jaminan ketersediaan makanan memberi keleluasaan bagi manusia-manusia di awal peradaban untuk berkembang dan memikirkan hal hal seperti hunian tempat tinggal, pakaian, cara mewariskan pengetahuan, penciptaan alat-alat produksi yang lebih praktis, dan hal
lainnya.

Peradaban lahir dari adanya sebuah kebudayaan yang maju dan kebudayaan yang maju selalu berkelindan dengan konsistensi produksi sumber makanan. Pengetahuan inilah yang perlu dipelihara dan ditanamkan ke masyarakat umum secara kolektif.

Museum Agraris-Bareh Solok Centre dapat memajang:

  • Diorama areal persawahan dan bentang alam dan kincir air
  • Alat-alat yang digunakan seperti bajak dan jenisnya, sikek, lindih, cangkul, dll
  • Display tentang ritual terkait budaya agraris seperti mandarahi kapalo banda, maasok
    banieh, tulak bala, ratik tulak bala (dalam bentuk foto bertakarir dan visualisasi video)
  • Display foto kebersamaan masyarakat dalam gotong royong pengolahan lahan,
  • Jenis-jenis padi (diawetkan dengan bentuk yang identik dan disimpan pada vitrin
    menarik),
  • Visualisasi tentang hasil padi kabupaten solok dari waktu ke waktu,
  • Video interaktif berbasis satelit (online) tentang kondisi areal persawahan di
    kabupaten solok.
  • Ragam kekayaan budaya Kabupaten Solok sebagai implementasi dampak dari
    kemapanan pangan, tari piriang, pakaian, tutup kepala, dll. yang berkaitan

Penutup
Pemikiran ini perlu segera direalisasikan sebagai bentuk upaya untuk menjaga dan mempertahankan Bareh Solok sebagai simbol urang Solok. Jika Kota Solok sudah memiliki Gedung Kubuang XIII, maka Kabupaten Solok harus segera memiliki museum ini.

Selain itu museum yang dibangun sekaligus mengintegrasikan model pengelolaan data produksi dan pengawasan atas proses budidaya padi di Solok dengan kekayaan warisan budaya di Solok.

Dengan demikian akan ada sinergi dan saling menguatkan antara kebudayaan dengan pertanian. Museum Bareh Solok menyajikan informasi tentang kebudayaan Solok, sementara Bareh Solok Centre menyediakan dengan informasi akurat mengenai kondisi budidaya padi termutakhir di Kabupaten Solok.

Jika ini benar-benar diwujudkan, maka pemerintah kabupaten Solok hari ini akan meninggalkan sebuah legacy yang akan dikenang oleh anak-cucu.

Percayalah

Tag:

Baca Juga

Wakil Wali Kota Padang Panjang, Allex Saputra mengungkapkan komitmennya dalam menjaga stabilisasi harga pangan, khususnya beras, di tengah
Jaga Stabilitas Harga Beras, Pemko Padang Panjang Intens Lakukan Pengawasan
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan capaian pemerintah terkait swasembada pangan dalam pidato kenegaraan perdananya
Stok Beras Nasional Indonesia Capai 4,2 Juta Ton, Prabowo: Tertinggi dalam Sejarah
Pendiri Indah Group Arisal Aziz Bagikan 250 Ton Beras untuk Fakir Miskin di Sumbar
Pendiri Indah Group Arisal Aziz Bagikan 250 Ton Beras untuk Fakir Miskin di Sumbar
Jalan Baru Pesisir Selatan-Solok Persingkat Waktu Tempuh Jadi Hanya 1,5 Jam
Jalan Baru Pesisir Selatan-Solok Persingkat Waktu Tempuh Jadi Hanya 1,5 Jam
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Sumbar sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan sebesar 1.027.429 ton GKG
Produksi Beras di Sumbar Capai 594.905 Ton Sepanjang Januari-September 2024
manfaat beras
Kenaikan Tipis Harga Beras, PH Padang Panjang Kembali Fluktuatif Rendah