Langgam.id - Kementerian Pertanian lepas 10.000 ton atau senilai 12,24 miliar bungkil sawit (Palm Kernell Meal) Sumatra Barat ke Selandia Baru (New Zealand) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, kemarin.
Sepanjang 2018, sebanyak 246,169 ton bungkil sawit telah diekspor ke beberapa negara, dengan total senilai Rp301 miliar. Di antara negara tujuan, yaitu Selandia Baru, Vietnam, Italia, Filipina, Afrika Selatan, Singapura, Belanda, China, USA, Korea Selatan dan Saudi Arabia.
Kepala Barantan, Ali Jamil mengatakan, bungkil sawit merupakan komoditas dengan volume ekspor 5 terbesar penyumbang devisa negara yang berasal dari non migas di Sumatra Barat.
"Kami sudah pastikan 10.000 ton bungkil sawit ini melewati proses pemeriksaan karantina dan mendapatkan Phytosanitary Certificate sebagai persyaratan negara tujuan ekspor," ujarnya.
Dikatakan Ali, Barantan akan terus upayakan produk pertanian kita meingkat dan terus melaju menembus pasar global.
"Sebagai unit kerja yang memegang peranan strategis, karantina akan terus memperkuat system agar produk pertanian kita terus melaju menembus pasar global dan mampu bersaing dengan negara lain," ungkapnya.
Selain itu, Kepala Karantina Pertanian Padang, Joni Anwar menyebutkan, selain bungkil sawit, masih ada enam komoditas lainnya yang diekspor. "Totalnya senilai Rp59,378 miliar," ujar Joni.
Komoditas yang diekspor, yaitu 32.000 ton Cangkang Sawit (PKS) tujuan Korea Selatan senilai Rp31,36 milyar. 83 ton Santan Kelapa senilai Rp1,25 miliar, tujuan Belanda Norwegia, Belgia dan Costarika. 129,3 ton Kulit Manis atau senilai Rp9,051 miliar, dengan tujuan Portugal, Malaysia, Algeria dan Amerika Serikat.
Lalu, 19,8 ton kopi atau senilai Rp730 miliar dengan negara tujuan Thailand. 7.875 ton cengkeh dan kapulaga, senilai Rp66 juta, negara tujuan Malaysia. Dan 201,6 ton karet senilai Rp3,99 miliar, negara tujuan China. (FZ)