Langgam.id - Dua orang meninggal dunia akibat keracunan masal di Nagari Siguntur, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Diduga, akibat makanan yang dikonsumsi saat menghadiri hajatan di salah satu rumah warga di Jorong Koto Tuo di daerah tersebut, Kamis (8/8/2019).
Berdasarkan rilis yang diterima Langgam.id, keracunan masal itu berawal ketika ada hajatan di salah satu rumah warga. Saat itu, tuan rumah menyajikan beberapa macam hidangan, seperti sayur, bakwan, pisang goreng, jangung rebus dan kopi susu.
Malam harinya, menjelang hajatan selesai, tiga orang warga yang menghadiri hajatan mengalami sakit perut serta mual-mual, lalu dilaporkan ke bidan desa di daerah itu untuk penanganan secara medis.
Selanjutnya, Sabtu (10/8/2019) dini hari, diketahui seorang dari tiga warga yang mengalami sakit perut dan mual-mual itu meninggal dunia, setelah di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh, korban bernama Harmina.
Lalu, hingga Sabtu (10/8/2019) pagi, jumlah korban dilaporkan menjadi 44 orang, dengan gejala hampir sama, sakit perut dan mual. Selain itu, ada juga yang mengalami sakit kepala, mencret, demam dan sakit pinggang.
Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Dharmasraya, Rahmadian menyebutkan, jumlah korban semakin bertambah, data terakhir sebanyak 65 orang.
"Hingga saat ini, jumlah korban keseluruhan sebanyak 65 orang. Korban meninggal dunia dua orang. Satu orang meninggal dunia, Sabtu (10/8/2019) dini hari, atas nama Harmina dan seorang lagi meninggal dunia, Sabtu (10/8/2019) siang, bernama Jati Aswarti, juga meninggal di RSUD Sungai Daerah," ujarnya saat dihubungi Langgam.id, Sabtu (10/8/2019) sore.
Dikatakan Rahmadian, semua korban sudah ditangani, ada yang di puskesmas dan ada di rumah sakit.
Menurutnya, kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk ditindaklanjuti. "Kita akan cari tau sumber masalahnya, saat ini kita masih menunggu hasil cek labor, kita punya tim di bawah balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sumbar," ungkap Rahmadian.
Keracunana masal ini, kata Rahmadian, baru pertama kali terjadi di Dharmasraya. "Ini kejadian luar biasa, dengan jumlah korban 65 orang. Korban rata-rata orang dewasa, ada juga beberapa anak-anak, karena ada makanan yang dibungkus dan dibawa pulang setelah hajatan," ucapnya.
Sebelumnya, Bupati Kabupaten Dharmasraya, Sutan Riska Tunaku Kerajaan telah mengintruksikan agar jajaran dinas kesehatan menangani korban keracunan masal itu sebaik-baiknya.
Persoalan biaya, kata Sutan Riska, kesampingkan dulu. "Pemerintah sudah menjamin akan menangani masalah ini sampai tuntas, semoga semuanya (korban-red) bisa beraktivitas seperti sediakala," ungkapnya.
Terkait sumber masalah dari keracunan itu, Pemkab Dharmasaya juga sudah mengirim sampel makanan ke BPOM Sumbar. "Kita tunggu hasilnya, hingga saat ini belum ada laporan hasil labor," jelasnya. (Rahmadi)