Langgam.id - “Padang Panjang adalah kota yang berbahagia.” Kata-kata yang lahir dari sastrawan besar Indonesia, AA Navis ini menjadi kalimat pembuka Walikota Padang Panjang, Fadly Amran Datuak Paduko Malano ketika presentasi di GovInsider Live at United Nations Economic and Social Commission for Asia Pacific, 2019 yang digelar United Nation Conference Center, Bangkok, Thailand, Rabu-Kamis, (16-17/10/2019).
Bagi Fadly Amran, kalimat itu menjadi pelecut baginya untuk terus berbuat yang terbaik bagi masyarakat Kota Padang Panjang.
Di forum itu, Fadly memaparkan, beberapa program inovasi yang dilakukan Kota Padang Panjang sekaitan dengan smart city.
Disebutkannya beberapa kegiatan terkait pengembangan infrastuktur dan sistem teknologi informasi.
Termasuk rencana pemanfaatan teknologi Artificial Intelligent (AI) dan Integrated Data atau Satu Data, melalui beragam regulasi yang telah ditetapkan.
Dikatakan juga, Pemko Padang Panjang mendorong pengembangan beberapa kearifan lokalnya (local wisdom), yang mungkin tidak ada di daerah dan bahkan negara lain, namun diyakini akan ikut membantu menjaga dan meningkatkan “smart”-nya kota itu.
Dia menjelaskan beberapa program terkait peningkatan kapasitas SDM, seperti beragam beasiswa, beragam kegiatan literasi, baik melalui program pemerintah kota, ataupun kegiatan yang muncul dari masyarakat.
Disebutkan juga, tentang Universal Healthcare yang mengcover hampir seluruh masyarakat Padang Panjang. Termasuk program inovasi, baik yang muncul dari pemerintah, juga dari inisiasi masyarakat seperti pengembangan kawasan wisata Kubu Gadang yang saat ini telah menjelma menjadi destinasi baru di Sumatera Barat, Indonesia.
Juga diulasnya, inovasi Smart Surau yang akan dilaksanakan di tahun 2020. Melalui inovasi ini, sebutnya, pemerintah berkeinginan mengembalikan peran surau sebagai salah satu tempat berkumpul utama bagi anak remaja di Minangkabau.
Smart City menurut Fadly, bukan hanya berkaitan dengan teknologi informasi atau perangkat high-tech lainnya. Smart City merupakan inisiasi bagaimana sebuah kota, bisa memaksimalkan manfaat dari seluruh stakeholdernya, untuk bisa menyelesaikan beragam persoalan.
Dalam sesi ini, CEO & Strategist-General, Solaris Strategies Singapore, Charles Phua, yang hari itu juga terlibat sebagai peserta, bertanya tentang bagaimana pandangan Fadly terhadap keterlibatan sektor swasta dalam program kerja pemerintahan.
Fadly menjawab, pemerintah punya berbagai keterbatasan, sementara sektor swasta memiliki teknologi dan resource keuangan yang lebih memungkinkan.
"Tentu saja keikutsertaan swasta bisa diakomodir dalam pembangunan, asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Fadly, sebagaimana dilansir dari facebook Kominfo Padang Panjang. (Osh)