Menghangatkan Iduladha dengan Gulai Bukek, Cita Rasa Khas Palembayan yang Tak Terlupakan

Menghangatkan Iduladha dengan Gulai Bukek, Cita Rasa Khas Palembayan yang Tak Terlupakan

Foto: AMCNews

Langgam.id - Di tengah semarak Hari Raya Iduladha 1446 H, aroma rempah yang menggoda tercium kuat dari dapur-dapur warga di Nagari IV Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan. Bukan sekadar gulai biasa, tapi gulai bukek—hidangan istimewa yang hanya bisa ditemukan di jantung kuliner Palembayan, Kabupaten Agam.

Pada Jumat (6/6), usai melaksanakan salat Iduladha dan kegiatan keagamaan lainnya di Masjid Jami’, Bupati Agam Benni Warlis Dt. Tan Batuah, turut larut dalam suasana kekeluargaan yang hangat bersama warga. Tak sekadar bersalaman dan berbincang, sang Bupati pun tak menolak ketika disuguhi sepiring gulai bukek, yang mengepul hangat di tengah hidangan makan bersama.

Gulai bukek lamak bana! Ini bukan sekadar makanan, ini kekayaan rasa dan budaya kita,” ujar Bupati Benni Warlis. Ia mengaku terpikat dengan kekuatan rasa gulai yang kaya rempah, dimasak secara tradisional, dan disajikan dalam suasana gotong royong khas masyarakat Palembayan.

Gulai bukek memang bukan sembarang gulai. Disiapkan secara kolektif, biasanya pada momen istimewa seperti Iduladha, gulai ini terbuat dari daging segar hasil kurban yang dimasak perlahan bersama campuran bumbu lokal khas Minangkabau. Uniknya, proses memasaknya pun dilakukan dengan cara tradisional—menggunakan kayu bakar dan kuali besar, serta dimasak bergilir oleh para urang sumando dan ninik mamak.

Kehadiran Bupati yang menyantap gulai bersama warga di halaman Masjid Jami’ menjadi momen istimewa tersendiri. Tak ada sekat antara pemimpin dan rakyat. Canda tawa mengalir deras, sesekali diselingi cerita masa kecil dan kenangan Iduladha tempo dulu. “Inilah kekuatan budaya kita. Makanan jadi jembatan silaturahmi,” ujar salah seorang warga yang duduk semeja dengan Bupati.

Menurut Bupati, kuliner seperti gulai bukek tak hanya menggugah selera, tapi juga menjadi bagian dari identitas budaya Minangkabau yang patut dijaga dan dikenalkan lebih luas. “Saya berharap generasi muda tidak hanya tahu rasanya, tapi juga memahami nilai gotong royong dan filosofi yang ada di balik proses memasaknya,” tambahnya.

Gulai bukek, dengan segala keistimewaannya, menjadi bukti bahwa Palembayan bukan hanya kaya akan keindahan alam, tapi juga sarat rasa dan cerita dari dapur rakyatnya. Iduladha tahun ini pun terasa makin lengkap—tak hanya sebagai momentum ibadah dan pengorbanan, tetapi juga ruang untuk mempererat silaturahmi dan merayakan kearifan lokal.

Dari Palembayan, gulai bukek bukan sekadar makanan. Ia adalah warisan. Ia adalah cerita. Dan tahun ini, ia menjadi bagian dari memori Iduladha yang hangat dan penuh makna. (*/Yh)

Tag:

Baca Juga

Semen Padang FC harus menelan kekalahan dengan skor akhir 2-0 saat menghadapi Persib Bandung pada putaran pertama liga Super League
Laga Perdana, Semen Padang FC Kalah 0-2 dari Persib Bandung
Laga Perdana Semen Padang FC, Eduardo Almeida Pede Hadapi Persib Bandung
Laga Perdana Semen Padang FC, Eduardo Almeida Pede Hadapi Persib Bandung
Tambang Emas Ilegal di Hulu DAS Indragiri Rusak Hutan Simanau, Polda Sumbar Didesak Bertindak
Tambang Emas Ilegal di Hulu DAS Indragiri Rusak Hutan Simanau, Polda Sumbar Didesak Bertindak
Salah satu korban kekerasan anak dibawah umur dalam kasus perusakan rumah doa GKSI PAdang digendong oleh orang tuanya
30 Anak Korban Perusakan Rumah Doa Jalani Trauma Healing
Temui Anak Korban Kekerasan Penyerangan Rumah Doa, Wapres Gibran Serahkan Bantuan
Temui Anak Korban Kekerasan Penyerangan Rumah Doa, Wapres Gibran Serahkan Bantuan
Polda Sumbar telah meringkus sembilan orang dalam kasus dugaan penyerangan dan perusakan rumah doa jemaat umat Kristen dari GKSI
Polisi Ringkus 9 Orang Terkait Dugaan Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang