Langgam.id - Sebagai salah satu daerah rawan bencana, Sumatra Barat (Sumbar) harus terus meningkatkan intensitas mitigasi bencana kepada masyarakat. Terutama, ancaman gempabumi yang pernah merenggut ribuan nyawa warga Sumbar pada 30 September 2009 lalu.
“Kami terus melakukan sosialisasi melalui kegiatan mitigasi bencana. Ini salah satu cara memberikan penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Erman Rahman, Selasa (10/9/2019).
Menurutnya, gempabumi yang memporak-porandakan Sumbar 10 tahun lalu menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
“Kita mesti menyiapkan diri jika suatu waktu terjadi. Mitigasi bencana akan memberikan pemahaman tentang kebencanaan,” katanya.
Erman mengungkapkan, dari segi peringatan dini, pihaknya akan menyiapkan penambahan sirine peringatan bencana sekitar 15 unit. Saat ini, untuk peringatan sirine di Sumbar masih sedikit.
"Penambahan sirine ini akan memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi bencana," ucapnya.
Penambahan sirine peringatan bencana nantinya dipasang di lokasi strategis. Seperti perkantoran, kantor polisi dan lokasi lainnya. Dengan penempatan lokasi strategis alat serine lebih terjaga.
Disamping itu, memperingati 10 tahun gempa 2009, BPBD Sumbar akan melaksanakan kegiatan kilas balik dengan berbagai kegiatan. Seperti pameran foto yang dikuti media dan wartawan serta malam renungan yang dihadiri semua pihak terkait.
"Kegiatan puncak peringatan kilas balik gempa ini akan diisi dengan berbagai kegiatan lain yang mengenang gempa 30 September 2009 lalu," pungkasnya. (Irwanda/RC)