Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok

Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok

Dok. Yose Hendra (Sumber: S. Van Valkenburg dalam Geomorphologische Beschouwingen over de Padangsche Bovenlanden)

Langgam.id - Banjir yang melanda Ngarai Sianok, perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Minggu (2/6/2024) sore, menunjukkan betapa rapuhnya lembah indah di tubir Bukittinggi ini dari ancaman bencana ekologis.

Banjir yang merendam, bahkan merusak sejumlah rumah dan lepau, baik di Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, maupun di Nagari Sianok Anam Suku, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam.

Ketua RW 01 Atas Ngarai, Rajaul Awal mengatakan, berdasarkan informasi dari warga, penyebab banjir adalah hujan lebat di sisi hulu (kawasan Gunung Singgalang, dan adanya longsor tebing di Ngarai Kalong, Parambahan, Agam. Longsor tersebut menutup arus air, sehingga air meluap dan mengalir deras ke arah Ngarai Sianok.

Informasi ini nyaris sama dengan hasil penelusuran Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Wali Kota (Wawako) Bukittinggi, Marfendi serta dinas terkait, dimana dikatakan di bagian hulu terjadi longsor. Sehingga sedimen menebal.

"Sore kita melihat langsung dampak dari kejadian banjir di Ngarai Sianok, dan setelah kita susuri sungainya, ternyata juga terjadi longsor di hulu. Sedimennya sudah tinggi sehingga sungai menjadi sangat dangkal," ucap Gubernur usai penyusuran sungai bersama Wakil Wali Kota (Wawako) Bukittinggi, Marfendi, beserta jajaran dari dinas terkait, dikutip dari Adp Sumbar, Rabu (5/6/2024).

Dari hasil penyusuran dan pengumpulan informasi di lapangan, sambung Gubernur, juga diketahui bahwa sekitar 100 meter area perbukitan di kawasan tersebut sudah runtuh dan menyebabkan longsoran. Di samping itu, tumpukan sampah juga ikut memicu terjadinya banjir, sehingga juga harus segera dibereskan.

Ngarai Sianok adalah saujana yang indah. Di kedalaman lembahnya, mengalir sungai Batang Sianok yang berhulu dari Gunung Singgalang.

Ngarai Sianok adalah bagian struktur geologis yang turut membentuk morfologi dataran besar Bukittinggi. Ngarai Sianok berada di sisi barat Bukittinggi. Sementara sisi timur, berdiri tegak Pegunungan Kamang yang terisi, dengan lipatan baratnya perlahan tenggelam di bawah lapisan tufa. Hanya bukit kapur kecil yang menunjukkan arah lipatan selanjutnya.

Sistem lembah di dataran Bukittinggi, terutama Ngarai Sianok sangat kontras dengan lembah-lembah lain di sekitarnya. Hal ini memberikan pandangan unik tentang formasi geologi Bukittinggi.

Ngarai Sianok yang lazim disebut Karbouwengat di masa kolonial Belanda, terletak sebagai anomali di dataran Bukittinggi (Fort de Kock), membuktikan bahwa tidak semua lembah di sana begitu berkembang.

Secara morfologis, Karbouwengat putus secara curam dan tidak berkembang secara bertahap. Karbouwengat terpotong sangat dalam, mengindikasikan adanya fenomena khusus di sini.

Dan terbentunya geomorfologi Ngarai Sianok dipengaruhi oleh keberadaan Patahan Sumatra segmen Sianok.

Ahli morfologi dari Belanda S. Van Valkenburg pernah mengkaji geomorfologi Ngarai Sianok pada permulaan abad ke 20 atau masa penjajahan Belanda. Valkenburg mengatakan, adalah sebuah kesalahan menyamakan formasi bentang alam Bukittinggi dengan formasi Ngarai Sianok muda. Bukittinggi alias Fort de Kock, katanya, lembah-lembah dangkal yang lebar dan menonjol di daerah perbukitan tufa rendah dengan dinding curam (hingga 15 meter). Sementara lembah tufa, seperti Karbouwengat, dalam dan sempit, bukan dangkal dan lebar.

Menurutnya, proses penggalian untuk pertanian menyebabkan perbukitan rendah tufa di Fort de Kock menjadi lembah yang lebar dan datar. Lapisan atas tanah digali dan digunakan untuk membangun sawah, sehingga terbentuk lembah dengan punggung bukit yang curam.

Daerah rendah ini berbeda dengan perbukitan tinggi yang lebih kering dan tidak subur. Irigasi sawah secara khusus berkontribusi besar pada transformasi ini, menghentikan erosi air dan mengubah lanskap.

Karbouwengat: Lembah Erosi yang Menakjubkan

“Karbouwengat merupakan contoh sempurna lembah erosi,” tulis S. Van Valkenburg dalam Geomorphologische Beschouwingen over de Padangsche Bovenlanden, terbitan Topographische Inrichting, Batavia, tahun 1922.

Valkenburg menabalkan pendapat geolog berkebangsaan Belanda, Rogier Diederik Marius Verbeek mengenai morfologi Ngarai Sianok.

"Lembah (Ngarai Sianok) ini sebagai atap erosi," urai Verbeek, dalam Topographische en geologische Beschrijving van een Deel van Sumatra's Westkust, tahun 1883.

Valkenburg menjelaskan, dinding tufa yang tererosi bergerak mundur akibat aliran air tanah dari Marapi dan Singgalang. Lembah ini melebar karena berkurangnya aliran sungai dan air tanah, dengan jurang samping yang terbentuk oleh aliran air tanah.

Namun, sedimentasinya tidak selalu kering, karena terjadi hujan deras selama letusan gunung yang menjadi hulunya; aliran lumpur yang besar mungkin telah mengisi sebagian; juga banyak abu yang jatuh di lereng kemudian tersapu ke dataran.

Hujan abu tidak terjadi secara konstan di semua tempat, sehingga genangan air sementara dapat dimengerti; ini entah habis atau diisi ulang nanti. “Lapisan abu yang terbentuk di air kadang-kadang ditemukan di Karbouwengat sebagai lapisan tanah liat berdaun berwarna abu-abu. Lapisan lignit kecil di Karbouwengat dekat Fort de Koek juga dapat menunjukkan hal ini,” jelas Valkenburg.

Kini, ‘lembah erosi’ itu menunjukkan kelabilan. Setidaknya terbukti pada kejadian Minggu, 2 Juni lalu. Dan Kamis (6/6/2024), hujan lebat di sisi hulu, membuat sungai Batang Sianok di lembah Ngarai Sianok kembali meluap.

Dari video yang dikirim otoritas local setempat, sungai meluapkan air berkelindan pasir. Sehingga Ngarai Sianok sedang tidak baik-baik saja.

Dan tentu marabahaya mengintai, terutama bagi mereka yang tinggal dan membuka usaha; mendesak, mengokupasi ekosistem Ngarai Sianok.

*Pemred Langgam.id / Periset di Patahan Sumatra Institute

Baca Juga

Disperkimtan Sumbar Data Rumah Rawan Bencana Secara Digital Berbasis Nagari
Disperkimtan Sumbar Data Rumah Rawan Bencana Secara Digital Berbasis Nagari
Jabatan Gusti Chandra sebagai Direktur Kredit dan Syariah merangkap tugas Pjs Direktur Utama (Dirut) dan seluruh Direksi Bank Nagari,
Bank Nagari Siapkan Rp500 Miliar Ikut Danai Proyek Flyover Sitinjau Lauik
Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
Cek Fakta: Hendri Septa Klaim Turunnya Kemiskinan, M Iqbal Soroti Tingginya Pengangguran di Padang
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim BKSDA Sumbar d
Sempat Buat Warga Khawatir, Akhirnya Harimau Sumatra Masuk Perangkap di Solok
Dalam debat pertama Pilgub Sumbar yang digelar di Hotel Mercure Padang pada Rabu (13/11/2024), calon Gubernur dan Wakil Gubernur memaparkan
Debat Pilkada Sumbar: Kebebasan Beragama dalam Sorotan, Tantangan bagi Toleransi di Ranah Minang
Debat Pilgub Sumbar: Apa Benar LGBT di Sumbar Peringkat Ketiga Nasional?
Debat Pilgub Sumbar: Apa Benar LGBT di Sumbar Peringkat Ketiga Nasional?