Membangun Sijunjung: Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Membangun Sijunjung: Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Yoss Fitrayadi (Foto: Dok Yos)

Sebagai putra daerah Sijunjung, saya merasa terpanggil untuk mengangkat isu-isu krusial yang sedang dihadapi oleh kabupaten ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sijunjung berada jauh di bawah rata-rata provinsi Sumatera Barat. Selain itu prevalensi stunting di Sijunjung juga berada pada angka yang mengkhawatirkan. Situasi ini menuntut adanya terobosan dari pemimpin daerah serta kolaborasi semua komponen masyarakat untuk mengatasi masalah ini.

Menurut data BPS, IPM Sijunjung pada tahun 2023 tercatat sebesar 69,65, sedangkan rata-rata IPM provinsi Sumatera Barat adalah 73,75. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kualitas hidup di Sijunjung masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di provinsi ini. IPM yang rendah mencerminkan berbagai masalah seperti rendahnya tingkat pendidikan, harapan hidup, dan pendapatan per kapita masyarakat. Pendidikan yang rendah menghambat generasi muda untuk berkembang dan bersaing, sementara harapan hidup yang pendek menunjukkan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.

Salah satu masalah yang paling mendesak di Sijunjung adalah tingginya prevalensi stunting. Data dashboard stunting Kemendagri 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Sijunjung mencapai 13,3%, di atas rata-rata provinsi yang sebesar 8,1%. Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang rendah, rentan terhadap penyakit, dan produktivitas yang rendah di masa dewasa.

Mengatasi masalah-masalah ini memerlukan terobosan dan inovasi dari para pemimpin daerah. Sayangnya, pemimpin daerah selama ini hanya menjalankan tugas secara business as usual.  Energi mereka tampaknya terkuras untuk kegiatan seremonial dan ritual belaka, mulai dari bakaua adat, acara hari jadi kabupaten, hingga festival budaya di kota Muaro Sijunjung. Saya bukan menganggap kegiatan-kegiatan ini tidak penting, tapi sebaiknya diimbangi juga dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat secara komprehensif dan terintegrasi. Pendekatan yang ada selama beberapa dekade ini terbukti tidak membawa kita kemana-mana. Sijunjung berjalan pelan, sementara daerah lain berlari.

Pemimpin daerah harus berani mengambil langkah-langkah strategis yang tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik tetapi juga peningkatan kualitas hidup masyarakat. Misalnya, perlu adanya program-program pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan, peningkatan akses pendidikan, serta perbaikan layanan kesehatan terutama untuk ibu dan anak. Program pemberdayaan ekonomi bisa mencakup pelatihan keterampilan kerja, dukungan modal untuk usaha kecil dan menengah (UKM), serta pengembangan sektor pertanian dan perikanan yang merupakan sumber utama penghidupan masyarakat Sijunjung.

Selain itu, seluruh komponen masyarakat Sijunjung harus bersatu dan menghilangkan ego kewilayahan. Kita harus melihat daerah kita sebagai satu Sijunjung, mulai lah kita mengecilkan ego nagari atau kawasan kita. Kerjasama antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, serta sektor swasta sangat penting untuk menciptakan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Semua pihak harus bekerja sama dalam satu visi yang sama: meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sijunjung. Pendekatan kolaboratif ini dapat mempercepat proses pembangunan dan memastikan bahwa program-program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.

Sijunjung juga memiliki potensi besar sebagai salah satu kabupaten yang dilewati oleh jalur lintas Sumatra yang cukup panjang. Pemanfaatan jalur ini harus dioptimalkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Misalnya, dengan mengembangkan pusat-pusat perbelanjaan, area istirahat yang dilengkapi fasilitas lengkap, dan promosi wisata lokal. Jalur lintas Sumatra bisa menjadi sarana untuk meningkatkan arus barang dan jasa, serta menarik wisatawan yang melintasi daerah ini.

Untuk mengatasi masalah stunting, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup peningkatan gizi ibu hamil dan balita, edukasi tentang pola makan sehat, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan. Program-program seperti pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak-anak, pelatihan bagi petugas kesehatan, serta kampanye kesadaran gizi dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selain itu, perbaikan sanitasi dan akses air bersih juga penting untuk mencegah penyakit yang dapat memperburuk kondisi gizi anak-anak.

Tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu penyebab rendahnya IPM. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sijunjung. Ini bisa dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana sekolah, pelatihan bagi guru, serta pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi. Dengan pendidikan yang lebih baik, diharapkan generasi muda Sijunjung dapat memiliki keterampilan yang lebih baik dan kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya akan membuka peluang kerja yang lebih baik tetapi juga mendorong inovasi dan kreativitas yang diperlukan untuk pembangunan daerah.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi kunci untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk menciptakan program-program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM). Dengan adanya dukungan ini, masyarakat dapat memiliki sumber penghasilan yang lebih stabil dan meningkatkan taraf hidup mereka. Program pemberdayaan ekonomi juga dapat mencakup pengembangan sektor pariwisata yang potensial di Sijunjung, dengan memanfaatkan keindahan alam dan warisan budaya lokal untuk menarik wisatawan.

Dengan melihat tantangan yang dihadapi Sijunjung, sudah saatnya semua pihak bersatu dan bekerja bersama untuk menciptakan perubahan positif. Pemimpin daerah harus berani mengambil langkah-langkah inovatif, sementara masyarakat harus bersatu mengatasi ego kewilayahan. Hanya dengan kerja sama yang erat, Sijunjung dapat bangkit dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warganya.

Yoss Fitrayadi adalah Praktisi Digital Marketing & Perantau Asal Sijunjung

Baca Juga

Demi Kemajuan Sumatra Barat, Kita Lebih Butuh Pulang Kampung daripada Merantau
Demi Kemajuan Sumatra Barat, Kita Lebih Butuh Pulang Kampung daripada Merantau
Andre Rosiade: Partai Gerindra Sumbar Bantu Korban Banjir Bandang Sijunjung 500 Paket Sembako
Andre Rosiade: Partai Gerindra Sumbar Bantu Korban Banjir Bandang Sijunjung 500 Paket Sembako
Diduga telah menyelewengan dana desa tahun anggaran 2020/20210, seorang oknum wali nagari di Kecamatan Sumpur, Kabupaten Sijunjung,
Oknum Wali Nagari di Sijunjung Kembalikan Dana Desa yang Diselewengkan, Kasus Dihentikan
Kepala Badan Keuangan daan Aser Daerah (BKAD), Endi Nazir dilantik sebagai Penjabat Sekda Sijunjung oleh Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir
Bupati Sijunjung Lantik Endi Nazir Jadi Pj Sekda
Andre Rosiade Serap Aspirasi Wali Nagari di Kecamatan Kamang Baru Sijunjung
Andre Rosiade Serap Aspirasi Wali Nagari di Kecamatan Kamang Baru Sijunjung
Tradisi Marosok di Pasar Ternak Regional Palangki
Tradisi Marosok di Pasar Ternak Regional Palangki