Langgam.id - Jemaah Tarekat Syattariyah yang berpusat di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat akan merayakan Idul Fitri pada Sabtu (22/4/2023). Keputusan ini sama dengan hasil penetapan sidang isbat yang digelar pemerintah sehari sebelumnya.
Kepastian tersebut setelah didapatkan usai Jemaah Syattariyah menentukan 1 syawal memakai hitungan bilangan takwim qamsyiah dan melihat hilal (bulan) dengan mata telanjang sesuai tradisi turun-temurun.
Pimpinan Tarekat Syattariyah Ulakan Tuanku Ali Imran mengatakan, hasil pengamatan di tiga lokasi menunjukan kemunculan hilal yang menjadi penanda bagi jemah Tarekat Syattariyah untuk melaksanakan sholat Idul Fitri esok hari.
“Tadi pukul 19:00 WIB di Pariaman, Tiku dan Pesisir Selatan bulan tampak. Jadi kami besok sudah melaksanakan Idul Fitri,” katanya saat dihubunggi langgam.id, Jumat (21/4/2023).
Secara terpisah, Sabarudin Khatib Malin Malano, khatib di Makam Syekh Burhanudin mengatakan, dengan penetapan ini, jemaah Syattariyah pada tahun ini berpuasa selama 29 hari. Sebelumnya, pada awal puasa, jemaah ini menetapkan awal Ramadan 1444 H, sehari setelah pemerintah.
“Kami puasa pada 24 Maret lalu, dan hitung-hitungan kami hari ini sudah pas. Dan hilal juga sudah kelihatan. Jadi kami besok sudah melaksanakan shalat Idul Fitri,” katanya saat ditemui Langgam.id, Jumat (21/4/2023).
Mengenai Idul Fitri yang bersamaan dengan penetapan pemerintah, ia mengatakan hanya kebetulan bersamaan. Lebih lanjut menurutnya, semua surau dan masjid yang berbasis Tarekat Syattariyah akan melaksanakan takbiran serentak pada malam hari ini.
Zainal, salah seorang Jamaah Tarekat Syattariyah menyebut setiap mau memasuki puasa dan lebaran ia rutin melihat bulan dengan mata telanjang.
Ia mengungkapkan, penentukan 1 syawal memakai hitungan bilangan takwim qamsyiah adalah tradisi yang harus dipertahankan. “Kami sering disebut masyarakat kuno dalam melihat bulan, tapi ini kepercayaan kami,” katanya.
Selain Zainal, pantauan Langgam.id di dua lokasi berbeda. Banyak masyarakat berkumpul untuk melihat bulan dengan mata telanjang. Lokasi itu berada di bibir pantai Ulakan, sejak pukul 16:30 WIB masyarakat sudah memadati lokasi tersebut, banyak masyarakat duduk-duduk sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Di lokasi kedua, di pantai Tiram juga sangat banyak masyarakat yang melihat bulan. Pantauan Langgam.id disana, masyarakat sudah mulai berkumpul pada pukul 16:00 WIB. Usai bulan nampak oleh masyarakat Jamaah Tarekat Syattariyah, mereka perlahan-lahan membubarkan diri didua lokasi tersebut. (Afdal/SS)