Mei 2020: Bawang Merah Picu Inflasi di Padang dan Bukittinggi

Mei 2020: Bawang Merah Picu Inflasi di Padang dan Bukittinggi

Bawang merah. (Foto: Ist)

Langgam.id - Kenaikan harga bawang merah selama Ramadan dan Lebaran menjadi pemicu inflasi di dua kota yang menjadi barometer ekonomi Sumatra Barat, yakni Kota Padang dan Bukittinggi.

Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan dua daerah itu mengalami inflasi per Mei 2020 masing-masing 0,66 persen dan 0,39 persen.

Kepala BPS Sumbar Pitono mengatakan kenaikan harga bawang merah paling dominan mempengaruhi inflasi daerah itu. Bahkan, BPS mencatat terjadi kenaikan harga sebesar 36,35 persen di Padang dan 38,81 persen di Bukittinggi.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan selama bulan lalu paling dominan adalah bawang merah. Juga tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, daging ayam ras, dan daging sapi," katanya, Selasa (2/6/2020).

Menurutnya, secara umum inflasi daerah itu masih terkendali, terutama di momen Ramadan dan Lebaran, ketika permintaan konsumsi meningkat.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selain beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, beberapa komoditas penting lainnya justru turun, sehingga efektif menahan laju inflasi Sumbar.

"Beberapa juga turun harga seperti cabai merah, bawang putih, cabai hijau, dan lain-lain," katanya.

Cabai merah yang selama ini rutin menyumbang inflasi di saat Ramadan dan Lebaran, kali ini justru mengalami penurunan harga dari bulan sebelumnya hingga 23,40 persen di Padang dan 17,37 persen di Bukittinggi.

Bahkan di pasaran, cabai merah dijual Rp16.000 per kilogram, sedangkan cabai hijau dijual Rp13.000 per kilogram.

Adapun, laju inflasi tahun kalender Kota Padang hingga Mei sebesar 0,52 persen dan Bukittinggi 1,22 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) atau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar masing-masing 1,16 persen dan 2,21 persen.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama A meyakini laju inflasi daerah itu masih stabil dan sesuai perkiraan meski dilanda wabah Covid-19.

"Perkiraan kami (inflasi) masih terkendali dan berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen di akhir tahun," ujarnya. (HF)

 

Baca Juga

Trickle-Down Effect: “Mitos yang Gagal Menetes”
Trickle-Down Effect: “Mitos yang Gagal Menetes”
BPS mencatat nilai ekspor Provinsi Sumatra Barat pada Januari Agustus 2025 sebesar US$1.912,21 juta atau naik sebesar 36,16 persen
Ekspor Sumbar Januari-Agustus 2025 Tembus US$1.912,21 Juta, Naik 36,16 Persen
Langgam.id - Kenaikan harga BBM turut berdamopak terhadap harga pangan di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), salah satunya Cabai Merah.
Inflasi Sumbar September 2025 Tembus 4,22 Persen Dipicu Kenaikan Harga Cabai Merah
BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Barat melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau
Jumlah Kunjungan Wisman ke Sumbar pada Agustus 2025 Naik, Wisnus Turun
Dipicu Kenaikan Harga Cabai dan Beras, Inflasi Kota Padang Panjang Agustus 2025 Sebesar 2,75 Persen
Dipicu Kenaikan Harga Cabai dan Beras, Inflasi Kota Padang Panjang Agustus 2025 Sebesar 2,75 Persen
Pemerintah baru saja menggelontorkan paket stimulus ekonomi 2025 yang terdiri atas 8 program akselerasi, 4 program lanjutan dan 5 program
Stimulus Ekonomi 2025, Ojol dan Pekerja Lepas Dapat Perhatian Khusus dari Pemerintah