Langgam.id - Pemerintah Kota Pariaman kembali akan memulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) pada Selasa (17/11/20). Pembelajaran tatap muka itu direncanakan menyusul penurunan kasus covid-19 di wilayah itu.
"Sekolah dimulai tanggal 17 November 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat,"ungkap Mardison, Senin (16/11/2020)
Mardison menambahkan bahwa pihaknya sepakat untuk kembali membuka proses Pembelajaran Tatap Muka seluruh anak-anak sekolah, mulai dari tingkat SD sampai SMA. Hal ini terkait karena Kota Pariaman sudah masuk pada zona kuning.
"Sementara untuk teknis pelaksanaan PTM serta masuknya diserahkan kepada masing-masing sekolah, karena memang sudah ada SOP yang dibuat dengan masuk sekolah dari jam 07.30 WIB dan pulang jam 10.00 WIB serta tidak ada sift-siftan, karena di dalam kelas dibatasi hanya 50 persen dan ini harus dipatuhi," jelas Mardison.
Baca juga: Perhimpunan Guru Minta Kemendikbud Perpanjang Pembelajaran Jarak Jauh Sampai Akhir Tahun
Dia juga menghimbau kepada seluruh orang tua dan wali murid untuk membuat pernyataan memberikan izin kepada anak mereka, untuk melaksanakan proses pembelajaran tatap muka di sekolah masing-masing. Demi bisa berjalannya pendidikan yang baik, pendidikan yang bagus pasca pandemi covid-19.
"Semoga saja kegiatan ini mendapat respon dan dukungan dari kita semua dan tetap berharap kepada Allah SWT, kiranya Kota Pariaman dapat dijauhkan dari penyakit dan tetap taat terhadap protokol kesehatan serta mematuhi anjuran pemerintah," harap Mardison.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Kanderi membenarkan hal tersebut. Pembelajaran Tatap Muka akan dimulai besok untuk seluruh siswa se- Kota Pariaman.
"Seluruh siswa tetap menggunakan seragam sekolah seperti biasa dengan menggunakan masker dengan masuk sekolah dari jam 07.30 sampai 10.00 WIB. Sedangkan untuk volume didalam kelas maksimal hanya 50 persen dengan sistem 3 hari masuk secara bergantian," ungkap Kanderi.
Dia juga menjelaskan apabila siswa tersebut didalam kelas hanya sekitar 15 sampai 20 orang maka mereka masuk hanya 3 hari dalam satu minggu, dan 3 hari lagi selanjutnya mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Kanderi berharap sekolah bisa mematuhi protokol kesehatan yang ada dengan menyediakan cuci tangan, hand sanitizer, termogun, mengatur jarak serta mengawasi anak-anak.
"Diharapkan semua dapat mematuhi standar protokol kesehatan dengan baik agar pembelajaran ini dapat berlangsung dengan lancar dan dilaksanakan dengan baik," tambahnya. (Dian/ABW)