• Masuk
  • Daftar
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Langgam.id
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
Langgam.id
Home Khas

Marah Rusli dan Roman Legendaris Siti Nurbaya

Redaksi
07/08/2019 | 19:05 WIB
A A
Pemeran Siti Nurbaya dan Samsul Bahri (kiri) dan Marah Rusli (kanan) dilatari suasana Muara dan Gunung Padang, awal abad ke-20. (Foto: KITLV univleiden.nl)

Pemeran Siti Nurbaya dan Samsul Bahri (kiri) dan Marah Rusli (kanan) dilatari suasana Muara dan Gunung Padang, awal abad ke-20. (Foto: KITLV univleiden.nl)

Langgam.id – Hampir satu abad sejak pertama kali hadir ke tengah masyarakat, Siti Nurbaya tetap menjadi cerita yang pas untuk mengambarkan kasih tak sampai dan perjodohan. Roman terbitan Balai Pustaka pada tahun 1922 itu begitu lekat dalam ingatan masyarakat.

Penulis roman itu, Marah Rusli, lahir di Kampung Jawa, Padang, Sumatra Barat pada 7 Agustus 1889, bertepatan dengan 10 Zulhijjah 1307, atau tepat 130 tahun lalu dari hari ini, Rabu (7/8/2019).

Baca Juga

Mengenang A.A Navis, Merayakan Kebebasan Berpikir di Pergantian Tahun

Ayu Utami Siapkan Hadiah Sastra untuk Penulis Pemula

“Katakan pada mama, cinta bukan hanya harta dan tahta, pastikan pada semua, hanya cinta yang sejukkan dunia,” petikan lirik lagu Dewa 19 berjudul Cukup Siti Nurbaya yang rilis pada tahun 1995.

Jauh sebelum Dewa 19, Liem Stone Band sudah menyanyikan lagu berjudul Siti Nurbaya yang diciptakan oleh Yoserizal. Sementara, pencipta lagu Minang lain, Nuskan Syarif juga menciptakan lagu dengan judul yang sama.

Selain menjadi lagu, roman Siti Nurbaya juga pernah diadaptasi ke layar kaca. Pada tahun 1991, di tangan sutradara Dedi Setiadi, Siti Nurbaya tidak lagi menjadi sebatas sosok di dalam ingatan. Begitu juga dengan Samsul Bahri dan Datuk Maringgih.

Novia Kolopaking adalah aktris yang berkesempatan menjadi sosok Siti Nurbaya. Selain itu, Gusti Randa memerankan Samsul Bahri dan Him Dasyik sebagai Datuk Maringih. Roman itu diadaptasi dalam film berjudul Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) yang ditayangkan pertama kali di TVRI pada 7 September 1991.

Begitu populernya roman ini, bahkan membuat beberapa orang meyakini bahwa Siti Nurbaya bukanlah tokoh fiktif. Banyak yang mengira Siti Nurbaya adalah kejadian sebenarnya. Berbagai pembuktian pun mereka sebutkan. Seperti, keberadaan bukit Gunung Padang hingga sebuah makam yang berada di sela batu karang di bukit tersebut.

Tak dapat dimungkiri, kekuatan cerita Siti Nurbaya dengan latar Kota Padang awal abad 20 itu membuatnya begitu lekat di ingatan masyarakat. Mulai dari kisah cinta Siti dengan Samsul Bahri, perjodohan Siti dengan Datuk Maringgih lantaran utang orang tua, hingga kematiannya yang tragis.

Siti Nurbaya yang begitu populer itu tidak akan pernah hadir ke masyarakat tanpa adanya ide dari seorang Marah Rusli. Seorang pengarang kelahiran Minangkabau di penghujung abad ke 19.

Siti Nurbaya bukanlah satu-satunya karya yang lahir dari tangan Marah Rusli. Beberapa karyanya yang lain adalah Lasmi tahun 1924, Anak dan Kemenakan tahun 1956, Memang Jodoh, Tesna Zahera, Anak Kandung serta cerita anak berjudul Tambang Intan Nabi Sulaiman.

Marah Rusli menghadirkan Siti Nurbaya dengan gaya baru, ketika pada masa tersebut penulisan prosa masih berbentuk hikayat. Berkat karya fenomenal itu, H.B Jassin memberinya gelar Bapak Roman Modern Indonesia.

Pada biodata diri yang ia tulis sendiri dalam form Pendaftaran Orang Indonesia Jang Terkemoeka Jang Ada di Djawa pada masa Jepang, selain dikenal sebagai sastrawan, Marah Rusli berprofesi seorang dokter hewan.

Pendidikannya diawali dengan belajar di sekolah rendah, Padang tahun 1904. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Raja Bukittinggi yang selesai pada 1910. Sementara sekolah dokter hewan yang ditempuhnya di Bogor, selesai pada tahun 1915.

Selama di perantauan untuk menempuh pendidikan, ia menikahi Raden Sekar Ratna Kencana Wati. Pasangan ini kemudian dianugerahi tiga orang anak, yaitu Safhan Rusli, Ruslan Rusli dan Nani Rusli. Marah Rusli tutup usia pada 17 Januari 1968 di Bandung. (Syahrul Rahmat/HM)

Tags: Hari ini dalam SejarahHari ini di Masa LaluSastra
Bagikan43TweetKirim

Baca Juga

Ilustrasi - Istana presiden di Yogyakarta. (Foto: perpusnas.go.id)

Menyoal Kepres SU 1 Maret, Keliru Fakta Sejarah Hingga Tak Sebut PDRI

10/03/2022 | 15:00 WIB
Peta deformasi bentuk lahan sebagai akibat dari pengaruh aktivitas sesar aktif, Ungkap M. Lumbanbatu, menggarisbawahi sesar Talamau di utara Gunung Talamau menjalar ke sisi barat. Foto: tangkapan layar publikasi ilmiah Ungkap M. Lumbanbatu berjudul Morfogenetik Daerah Lubuk Sikaping Provinsi Sumatra Barat, terbitan Geo-Sciences, JSDG Vol. 19 No. 2 April 2009.

Segmen Talamau, Patahan yang Telah Terpetakan

04/03/2022 | 13:31 WIB
Berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: 225 tahun lalu,gGempa berkekuatan M8,4 yang bersinambung tsunami, dengan dampak yang besar saat itu; bukan saja Padang, melainkan juga sebagian besar wilayah pantai barat Sumatra.

Menyelami Dahsyatnya Tsunami 1797 Padang, Ikhtiar Menghadapi Ancaman Mentawai Megathrust

11/02/2022 | 20:33 WIB
Lembar 29 dan 30 Naskah Tanjung Tanah. (Foto: Tim Uli Kozok 2002)

Kenduri Sko Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tertua

06/02/2022 | 12:29 WIB

Discussion about this post

Terpopuler

Langgam.id - Manajemen Semen Padang FC sempat ingin menjadikan Stadion Utama Sumbar sebagai kandang tim untuk mengarungi Liga 2 2022.

Sempat Dilirik, Ini Alasan Semen Padang FC Tak Pilih Stadion Utama Sumbar sebagai Kandang

28/06/2022 | 13:45 WIB
Adrilsyah Adnan di antara produk pakaiannya. (Foto: Andri)

Usung “Magma”, Adrilsyah Kenalkan Magek Jadi Merek Produk Pakaian Terkenal Indonesia

10/04/2021 | 14:34 WIB
General Manager Marketing PT Eka Bogainti (HokBen) Fransiska Lucky di gerai HokBen Transmart Padang. (Foto: Heri Faisal/Langgam)

Resmi Buka di Padang, Ini Promo HokBen Selama Bulan Juli

01/07/2022 | 07:17 WIB
Merasa Jadi Korban Mark Up Nilai, Puluhan Wali Murid SMPN 1 Padang Mengadu ke DPRD Sumbar

Merasa Jadi Korban Mark Up Nilai, Puluhan Wali Murid SMPN 1 Padang Mengadu ke DPRD Sumbar

29/06/2022 | 09:46 WIB
Langgam.id - Semen Padang FC resmi menjadikan Stadion Gelanggang Olahraga (GOR) Haji Agus Salim sebagai hombase atau kandang.

Stadion GOR Haji Agus Salim Jadi Kandang, Semen Padang FC Bayar Rp10 Juta Per Pertandingan

30/06/2022 | 16:46 WIB
Langgam.id

Berita  •  Khas  •  Palanta  •  Kolom

Ikuti Kami

Copyright 2019-2021 PT. Langgam Digital Nusantara | All rights reserved.

Tentang  •  Kerjasama & Iklan  •  Pedoman Media Siber  •  Ketentuan Privasi  •  Indeks 

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
  • Masuk
  • Daftar

Copyright 2021 PT. Langgam Digital Nusantara | All rights reserved.

Selamat datang

Silakan masuk ke akun anda

Forgotten Password? Daftar

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In