Mantan Sekda Sumbar Yohannes Dahlan Meninggal Dunia, Dimakamkan di Tanah Datar

Langgam.id- Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumatra Barat Yohannes Dahlan meninggal dunia Rabu 28 Juli 2021 pukul 23.40 WIB.

Pamong senior itu menghembuskan nafas terakhir di RSUP M Djamil Padang, pada usia 70 tahun.

"Almarhum akan dimakamkan di Tabek Pariangan Tanah Datar," ujar Kepala Dinas Kominfo Sumbar Jasman Rizal kepada langgam.id Kamis 29 Juli 2021.

Sebelum meninggal dunia, Yohannes sempat terpapar Covid-19. Namun setelah dirawat di rumah sakit selama 2 minggu, dia dinyatakan negatif Covid-19.

"Akan dimakamkan tanpa protokol Covid-19. Penyakit beliau stroke," ujarnya.

Jasman mengajak seluruh masyarakat mendoakan almarhum. "Semoga dilapangkan jalan menuju surga Allah," ujarnya.

Yohannes menjadi Sekda Sumbar pada 2006-2008 atau saat kepemimpinan Gubernur Gamawan Fauzi. Sebelumnya almarhum menjabat Asisten Administrasi Sumbar pada 2005.

Yohannas yang lahir di Pariangan Tanah Datar, juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Nagari.

Baca Juga

Percepat Pembangunan Daerah, Pemprov Sumbar dan Pemkab Solsel Sepakati Sejumlah Kerjasama
Percepat Pembangunan Daerah, Pemprov Sumbar dan Pemkab Solsel Sepakati Sejumlah Kerjasama
Pemprov Sumbar Kembali Lanjutkan Pembangunan Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao
Pemprov Sumbar Kembali Lanjutkan Pembangunan Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao
Gubernur Sumbar Resmikan Penyalaan Listrik Gratis bagi Masyarakat Tanjung Barulak
Gubernur Sumbar Resmikan Penyalaan Listrik Gratis bagi Masyarakat Tanjung Barulak
Stadion H Marah Adin di Solok Diresmikan, Diambil dari Nama Kakek Buyut Wagub Sumbar
Stadion H Marah Adin di Solok Diresmikan, Diambil dari Nama Kakek Buyut Wagub Sumbar
Pemprov Sumbar Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Pessel
Pemprov Sumbar Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Pessel
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: 5 ASN berasal dari Pemko Padang ikut seleksi terbuka untuk mengisi tujuh jabatan Pemprov Sumbar.
Anggaran Pemprov Sumbar Masih Bersisa Rp1 Triliun Jelang Tutup Buku, Ekonom: Bukti Tidak Efisiennya Kinerja