Langgam.id - Sebanyak 2.326 jiwa penduduk Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai masih memilih bertahan di perbukitan yang dijadikan lokasi pengungsian usai diguncang gempa.
Ribuan warga itu tersebar dari tujuh dusun, total terdapat 494 keluarga. Mereka masih enggan untuk kembali ke rumah karena takut akan gempa susulan.
Menurut Kepala Desa Simalegi, Jaret, warga yang bertahan di pengungsian merupakan kaum ibu-ibu dan anak-anak. Laki-laki siang harinya sempat turun untuk beraktivitas namun sorenya kembali ke pengungsian.
"Kepala keluarga sempat turun dari perbukitan (pengungsian) untuk beraktivitas atau bekerja. Tapi sorenya lagi kembali ke pengungsian. Kalau ibu-ibu bersama anak-anak tidak turun sama sekali," kata Jaret dihubungi Langgam.id, Selasa (30/8/2022) malam.
Ia menyebutkan, warga memang telah mendapat informasi bahwa untuk dimintai turun dari lokasi perbukitan. Namun warga masih trauma dan takut terjadi gempa susulan.
"Kalau tidak ada gempa malam hingga pagi nanti, mungkin diusahakan warga kembali ke rumah masing-masing," tuturnya.
Seperti diketahui, gempa berturut-turut terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Senin (29/8/2022). Gempa cukup kuat bermagnitudo 6,4 hingga terasa sampai ke Kota Padang dan sekitarnya.
Baca Juga: 494 Keluarga di Mentawai Mengungsi Akibat Gempa, 4 Bangunan Rusak
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, guncangan gempa membuat fasilitas umum rusak. Terdapat empat bangunan rusak, yakni dua sekolah (SMP dan SD), Puskesmas serta gereja.
—