Langgam.id - Lomba esai yang menjadi agenda Festival Bumi 2019 resmi ditutup 20 November 2019 lalu. Lomba ini menganggakat tema "Bumi Teater dan Peristiwa yang Mengililinginya".
"Meski gairah lomba tidak sekuat Anugrah Wisran Hadi, namun cukup memuaskan karena pesertanya bukan hanya orang-orang yang bersinggungan langsung dengan Bumi Teater," kata Direktut Program Festival Bumi 2019, Armeynd Sufhasril dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/11/2019).
Sejak ditutupnya penerimaan berkas lomba, panitia menerima 20 naskah. Pesertanya beragam, akademisi, tenaga pendidik, sastrawab, sejarawan, hingga pelajar atau mahasiswa, ikut berpartisipasi.
Menurut Direktur Festival Bumi, S Metron Masdison, lomba esai ini bertujuan untuk melihat bagaimana Bumi Teater dari beragam generasi. Dari yang mengenal langsung sampai yang tidak bersentuhan langsung. Maka akan muncul pembacaan yang beragam dan berbeda.
"Kita ingin tahu, pandangan dari masing-masing generasi. Terlebih generasi hari ini dalam melihat Bumi Teater," tuturnya.
Lebih lanjut S Metron menambahkan, bahwa ada dua nama dewan juri yang akan menilai naskah esai tersebut selain dirinya yakni, Khairul Jasmi (jurnalis) dan Dede Pramayoza (akademisi).
"Kebanyakan naskah ditulis dengan serius. Ada riset serta data dan fakta yang akurat. Saya memperkirakan juri akan berdebat keras saat diskusi nanti," ujar Khairul Jasmi.
Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 2 Desember 2019 usai penjurian dilakukan. Penyerahan hadiah dilangsungkan pada saat Malam Anugrah Festival Bumi pada 5 Desember 2019.
Dewan juri akan memilih lima pemenang. Masing-masing pemenang akan mendapatkan uang sebesar Rp3 juta, piala dan sertifikat. (*/ICA)