Langgam.id - Perubahan kognitif pada lansia merupakan suatu proses penuaan secara sehat atau normal aging. Pengaruhnya seperti menurunnya daya ingat atau memori dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menghadapi proses penuaan ini, penting bagi para lansia menjaga kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat. Untuk menjaga fungsi otak lansia dapat melakukan berbagai permainan agar melatih otaknya.
Merujuk publikasi Kementerian Kesehatan, Games untuk Melatih Kemampuan Otak Manusia, lansia bisa melatih dan merangsang kemampuan otaknya dengan berbagai tantangan dalam permainan.
Dilansir dari tempo.co pada Jumat (4/8/2023), permainan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan otak lansia yaitu :
1) Teka-Teki Silang
Ingatan verbal untuk mencari kata-kata yang sesuai dengan sejumlah huruf yang cocok dengan frasa deskriptif untuk menyelesaikan teka-teki. Merujuk publikasi Association of Crossword Puzzle Participation with Memory Decline in Persons Who Develop Dementia dalam National Center for Biotechnology Information, menyelesaikan teka-teki silang berhubungan dengan penundaan timbulnya penurunan memori yang dipercepat, terlebih terhadap orang yang mengalami demensia (pikun).
2) Permainan Otak Daring
Berbagai platform seperti Lumosity, Cognifit, Sharpbrains, BrainHQ, dan lainnya menyediakan permainan otak secara gratis yang menantang ingatan, perhatian, dan konsentrasi.
3) Merajut
Merajut memanfaatkan memori prosedural yang mendorong kemampuan memahami, mengingat, dan melakukan rangkaian tindakan.
4) Bermain Kartu
Bermain kartu seperti bridge menggunakan tantangan kognitif yang signifikan. Permainan ini membutuhkan kemampuan mengingat siapa yang telah memainkan kartu apa. Hal tersebut dapat mengembangkan strategi sambil mempertimbangkan niat pemain lain dan memahami sistem poin yang kompleks.
5) Puzzle Jigsaw
Mengerjakan puzzle jigsaw memerlukan banyak keterampilan memori visual-spasial, yakni melihat dan mengingat bagian-bagian yang cocok dalam ruang yang berbentuk serupa. Menurut laporan penelitian tahun 2018 yang diterbitkan dalam Frontiers of Aging Neuroscience, mengerjakan puzzle jigsaw menggunakan berbagai kemampuan kognitif. (Hafifah Meylani Syukri/Fs)