Langgam.id - Sosok Maidestal Hari Mahesa tak asing lagi dalam perpolitikan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Esa, begitu sapaan akrabnya, telah aral melintang selama tiga periode (15 tahun) duduk di kursi DPRD Kota Padang.
Hampir 24 tahun bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan berjuang sebagai penyambung aspirasi rakyat. Ia mengaku dizalami di PPP.
"Saya dizalami DPW PPP Sumbar. Ketua DPW PPP Sumbar memaksakan anaknya untuk jadi Ketua DPC PPP Padang " ujar Maidestal.
Akhirnya Esa memilih meminang Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Esa di Pemilu 2024 maju sebagai calon legislatif untuk daerah pemilihan (dapil) 6 Kota Padang (Kecamatan Padang Barat, Padang Utara dan Nanggalo).
Bersama PDI Perjuangan, Esa siap mengulang program-program unggulannya yang peduli kepada masyarakat. “Selaku anggota dewan nantinya, betul-betul banyak manfaatnya. Dan tidak sebagai penyalur pokir (pokok pikiran),” kata Esa kepada langgam.id.
Menurutnya, banyak anggota dewan hanya mengandalkan pokir. Padahal anggota dewan bukan sebagai agen pokir.
“Anggota dewan itu tidak agen penyalur pokir. Jadi banyak hal-hal yang sifatnya ke bagaimana roda pemerintahan dan kebijakan pemerintahan itu bisa kita awasi, berikan saran dan masukan. Dan itu dijalankan untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.
“Yang jelas apa yang sudah saya lakukan dahulu, yang banyak manfaat kepada masyarakat, itu saya lanjutkan dan bahkan saya tingkatkan,” sambungnya.
Alasan Berjuang Bersama PDI Perjuangan
Esa mengaku usai berpisah dengan PPP setelah puluhan tahun bersama, banyak partai politik yang meliriknya. Namun pilihannya jatuh ke PDI Perjuangan.
Bagi Esa, PDI Perjuangan merupakan partai politik yang selaras dengan hati nuraninya: berjuang untuk rakyat.
Apalagi, program-program partai di bawah Ketua Umum Megawati Soekarno Putri, PDI Perjuangan telah banyak berbuat demi kepentingan rakyat.
Hanya saja, masyarakat Sumbar, banyak terpengaruh dengan berita bohong atau hoaks tentang PDI Perjuang. “Yang dikatakan (PDI Perjuangan) anti Islam, ternyata tidak. Banyak mendirikan masjid, di Dharmasraya, di Kota Padang,” ungkapnya.
Selaku kader baru, Esa pun siap mengembalikan stigma negatif masyarakat Sumbar ke PDI Perjuangan. Hal ini pun juga yang menjadi alasannya untuk bergabung ke PDI Perjuagan agar dapat memberikan pemahaman ke masyarakat agar tidak termakan hoaks.
"Apalagi di media sosial sekarang yang sangat besar pengaruhnya. Nah yang kondisikan sekarang ternyata, setelah saya pelajari, mereka, banyak masyarakat kita mendengar berita hoaks,” imbuhnya.
“(Padahal) melihat dari AD/RT, sesuai degan lambangnya yang moncong putih, artinya menyampaikan yang benar. Dan juga berdasarkan melihat dari gambar, lambangnya, memiliki makna yang berjuang untuk rakyat,” ujarnya. (IS)