Langgam.id - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 yang juga Guru Besar pada Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pembangunan bangsa berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, SDM yang dibutuhkan harus memenuhi tiga hal yakni hard skills yang mumpuni, soft skills yang baik, iman dan takwa yang tinggi serta akhlak mulia.
"Jika para lulusan Universitas Andalas ingin berhasil dan sukses harus memiliki tiga kemampuan tersebut. Ada hard skill dan soft skill," katanya, dalam kuliah umum dengan ribuan calon wisudawan Universitas Andalas, Jumat (30/8/2024).
Selain itu, Prof Rokhmin juga mengingatkan perlunya keseimbangan agar lebih bahagia dunia dan akhirat dengan memiliki iman dan takwa serta akhlak mulia.
Kuliah umum ini dimoderatori oleh Sekretaris UNAND Dr Aidinil Zetra MA. Juga turut hadir Rektor Efa Yonnedi, Ph.D, Wakil Rektor I Unand Prof. Dr. Syukri Arief, M.Eng dan jajaran, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Resi Suriati dan calon wisudawan.
Ia memaparkan jenis-jenis hard skills (keahlian) yang dibutuhkan di abad-21. Yakni, mencakup Ilmu-ilmu Dasar, Cross-Cutting Science and Technology, dan Ilmu-ilmu Kompetensi Khusus.
"Termasuk ke dalam Ilmu-ilmu Dasar adalah Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Metalurgi, Ekonomi, Sosiologi, dan Bahasa," tuturnya.
Sedangkan, Cross-Cutting Science and Technology terdiri dari Digital Technology, Computer, HP dan Gadget Engineering.
Sedangkan yang termasuk Ilmu-ilmu Kompetensi Khusus adalah pertama, Ipteks untuk 5 kebutuhan dasar manusia (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan). Iptek untuk kebutuhan sekunder manusia (seperti motor, mobil, kapal, pesawat, HP, televisi dan kitchen set).
Dan kebutuhan tersier (seperti kosmetik, kecantikan, olahraga dan kebugaran, MICE Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), rekreasi, dan pariwisata);
Iptek untuk pembangunan dan maintenance infrastruktur (seperti jalan, pelabuhan, bandara, jaringan telkom, listrik, gas, irigasi, dan internet), dan bangunan. Iptek terkait dengan eksplorasi; eksploitasi (produksi), pengolahan, dan distribusi ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) secara ramah lingkungan.
Menurutnya, dengan SDM yang unggul Indonesia mampu mengelola sumber daya alam yang dimiliki, sehingga tidak perlu impor lagi.
"Sumber daya alam kita banyak, tapi masih impor. Ini harus dihentikan, kita perlu SDM unggul untuk mengelolanya," kata dia.
Rektor UNAND Efa Yonnedi menyebutkan ada beberapa isu global yang akan mempengaruhi pekerjaan atau skill yang dibutuhkan. Tantangan pertama itu perubahan iklim di global.
"Ini sudah sering dibahas. Di perusahaan sekarang diwajibkan ESG (Environmental, Social and Governance). Artinya perubahan iklim ini langsung berpengaruh pada kita dan alumni," kata Efa.
Tantangan kedua, sebutnya, revolusi industri 4.0. "Ini langsung mempengaruhi kita. Adanya Cloud Computing, Robotic, Otomatisasi, Blockchain. Ini semua tantangan di era revolusi industri 4.0," sebutnya.
Kemudian, tantangan Covid-19. Ini tantangan baru yang mempercepat proses digitalisasi di segala bidang. "Tantangan selanjutnya adalah perang. Perang Rusia-Ukraina, perang Israel-Palestine," ucapnya.
Untuk itu, imbuhnya, lulusab UNAND, selain memiliki kemampuan hasil pembelajaran dari kampus, juga mesti memiliki keterampilan lain dan peka dengan perubahan yang terjadi. (*/Fs)