Langgam.id - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Sumatra Barat (Sumbar), salah satu agendanya memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Rabu (9/3/2022).
Pada kesempatan itu, Dudung berbicara soal adanya pihak tertentu yang memang sengaja memanfaatkan terjadinya konflik komunalistik.
"Yang akhirnya mengkultuskan kaum tertentu seakan-akan yang paling benar dan paling sempurna, paling segalanya dan menyalahkan orang lain dengan narasi-narasi kebohongan dan kebencian," katanya, Rabu (9/3/2022).
Kaum ini, kata Dudung, telah memiliki pengikut yang luar biasa. Perkembangannya sudah hitungan menit, karena setiap saat di media sosial muncul dan ada yang mendanai.
"Oleh karena itu, waspadai setiap informasi baik dari media maupun di lingkungan kita, yang mencoba mengganggu persatuan dan kesatuan, mengganggu wawasan kebangsaan, tanah air, dan bela negara kita," ujarnya.
Menurutnya, pandemi covid-19 mengubah cara masyarakat dalam berinteraksi. Seluruh golongan berinteraksi menggunakan sarana komunikasi handphone atau gadget.
Hasil riset menunjukkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta. 73,9 persen atau 145,5 juta di antaranya merupakan generasi z dan generasi milenial dengan waktu penggunaan internet rata-rata 8 jam per hari.
"Hal ini memiliki dampak positif dan negatif," jelasnya.
Dudung mengungkapkan, terbukanya jaringan internet ini diiringi dengan berita bohong dengan menggunakan platform media untuk mempengaruhi opini masyarakat yang digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu.
"Kelompok tertentu ini baik dari dalam maupun dari luar memanfaatkan situasi. Menginginkan terjadinya perpecahan," tuturnya.
"Memecah belah persatuan dan kesatuan sehingga bisa terjadi konflik ras atau sara," sambung Dudung.
Ia mengungkapkan, kondisi ini sangat rentan bila tidak dikelola dengan baik. Indonesia dengan 17 ribu pulau, berbagai macam suku, agama, budaya, bisa memungkinkan untuk terjadinya perpecahan.
"Sama seperti di negara-negara yang telah terjadi konflik. Mulai dari Afganistan, Suriah, Irak, Sudan, Libya, Tripoli, Yaman," kata dia.
Untungnya, kata Dudung, Indonesia masih punya Pancasila yang dibangun dan terbentuk karena memang digali dari budaya-budaya bangsa dan digali dari berbagai macam perbedaan.
"Dibangun dengan munculnya kerelaan dari para pendahulu untuk kepentingan bangsa," ujarnya.