Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Adu jotos antara mahasiswa dan kader HMI UBH terjadi di dalam kampus.
Langgam.id - Buntut bendera organisasi dicabut, adu jotos antara mahasiswa dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Bung Hatta (UBH) tak terelakkan. Insiden itu terjadi 10 Maret 2022 di Kampus II UBH Aia Pacah.
Presiden Mahasiswa (Presma) UBH periode 2020-2021, Calvin Nanda Permana yang saat kejadian juga berada di lokasi mengatakan, bahwa kader HMI UBH telah melanggar aturan rektor yang telah ditetapkan dalam kongres.
"Setiap organisasi eksternal memang tidak diperbolehkan berkegiatan dan membawa atribut serta identitasnya ke dalam lingkungan (kampus-red) UBH," ujar Calvin kepada langgam.id, Selasa (15/3/2022).
Perbuatan memasang bendera organisasi (HMI) di dalam kampus itu, kata Calvin, bertentangan dengan Peraturan Rektor UBH Nomor: 1 tahun 2020 tentang Organisasi Kemahasiswaan.
"Setiap organiasasi mahasiswa dilarang berafiliasi dengan organisasi mahasiswa ekstra kampus, partai politik, perusahaan rokok, perusahaan miras, dan jaringan penyalahgunaan NAPZA," ujar Calvin sambil menyebutkan bahwa itu pasal 17 yang terdapat dalam Peraturan Rektor Nomor: 1 tahun 2020 itu.
Calvin yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum UBH itu menyebutkan, frasa 'berafiliasi dengan organisasi mahasiswa ekstra kampus' itulah yang dilanggar kader HMI saat menggelar lapak baca di dalam kampus.
Dalam tata tertib mahasiswa, lanjut Calvin, dijelaskan setiap ormawa tak diperbolehkan berafiliasi dengan organisasi ekstra kampus.
Jadi, kata Calvin, pangkal persoalan sebenarnya hingga terjadi adu jotos anatara kader HMI dengan mahasiswa UBH itu tidak serta merta karena pencabutan bendera organisasi milik HMI.
"Ini soal aturan dan konsesus yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Rektor dan Tatib Mahasiswa," tegasnya.
Kader HMI Memprovokasi
Awal mula insiden itu, kata Calvin, bahwa mahasiswa pertama yang mendatangi lokasi lapak baca sebelum adu jotos adalah dirinya. Calvin mengaku, ia dan sejumlah mahasiswa lain sudah mencoba menjelaskan soal aturan dilarangnya membawa atribut organisasi eksternal ke dalam kampus.
"Tapi mereka tetap bersikeras, kami sudah diskusi dua jam lebih," ujar Calvin.
Menurut Calvin, saat diskusi menjelaskan aturan kampus, ada kader HMI yang memprovokasi. "Coba kamu cabut bendera itu, lihatlah apa yang terjadi, dan kami sampai kapanpun tidak akan pernah mencabut bendera organisasi kami," ujar Calvin menirukan ucapan seorang kader HMI saat kejadian.
Jadi, tegas Calvin, ketika kata sepakat tidak diperoleh, maka ia mencabut bendera HMI tersebut. "Setelah ketua DPM Universitas tiga kali meminta untuk mencabut bendera, tapi tidak dihiraukan dan tetap bersikeras. Barulah saya mencabut bendera itu," ungkapnya.
Saat bendera itu dicabut, lanjut Calvin, keluarlah kata-kata kasar dari salah seroang kader HMI. "Ngapain kamu cabut bendera itu. Harga mati kami itu!," kata Calvin meniru ucapan seorang kader HMI yang ia sebut kata-kata itu dilontarkan dengan menghardik.
Saat dikata-katai itulah, tambah Calvin, rekannya mencoba menenangkan seorang kader HMI tersebut. "Tapi malah kawan kita ini yang juga dikata-katai dengan karas," jelasnya.
Karena dihardik, sebut Calvin, ia dan rekan-rekannya merasa terprovokasi, sehingga berujung adu jotos.
Insiden itu, kata Calvin, juga telah diselesaikan dengan jalan damai. "Sehari setelah insiden, sejumlah ketua ormawa dan ketua Komisariat HMI menyepakati perdamaian di atas materai," katanya.
Baca juga: Penjelasan Pjs Presma UBH Soal Insiden Adu Jotos dengan Kader HMI di Kampus
Calvin mengaku, sangat menyayangkan insiden adu jotos itu tetap berlarut-larut. Padalah, kespakatan damai secara lisan dan tertulis sudah disepakati.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Umum (Sekum) HMI Cabang Padang, Hamzah Fanzuri menyebutkan, bahwa adu jotos itu terjadi antara anggota BEM dan kader HMI.
Namun, Hamzah kembali mengklarifikasi, bahwa adu jotos itu bukan dengan anggota BEM, tapi Dewan Pengawas Mahasiswa (DPM).
“Mengklarifikasi berita kemaren, yang benar-benar melakukan pemukulan itu anggota DPM,” ujar Hamzah kepada langgam.id, Selasa (15/3/2022).
Hamzah, HMI Cabang Padang juga telah mengklarifikasi kepada para korban yang diduga dianiaya tersebut. Menurut Hamzah, ada empat kader HMI yang dikeroyok.
“Ini ada klarifikasi langsung dari korban, yang melakukan pemukulan (adalah) Ketua DPM Fakultas Hukum UBH. BEM yang aktif sekarang tidak terlibat,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Hamzah juga mempertanyakan peraturan terkait larangan organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) untuk berkegiatan di dalam kampus.
“Secara organisasi kami sudah berikan surat ke rektor. Kami mempertanyakan apakah betul OKP tidak boleh masuk ke kampus, di UBH khususnya,” kata Hamzah.
HMI, lanjut Hamzah, juga telah melayangkan surat ke rektoran meminta untuk mempertanyakan aturan tersebut.
Baca juga: HMI Surati Rektor UBH Soal Adu Jotos dan Bendera Organisasi Dicabut Anggota BEM
Terkait insiden adu jotos di dalam kampus itu, langgam.id juga telah berusaha konfirmasi ke WR III UBH, namun nomornya tidak aktif. Kemudian, langgam.id mencoba menghubungi Rektor UBH, tapi tidak direspons.
—