Langgam.id - Komunitas Suaka Luhung Naskah (SULUAH) Padang menyalakan literasi manuskrip selama 6 hari terakhir. Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbudristek tahun 2021.
Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbudristek tahun 2021 yang diadakan hari Selasa tanggal 25 Oktober sampai dengan hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2021, berlangsung di Minangkabau Corner, UPT Perpustakaan Unand.
Surya Selfika, perwakilan Komunitas Suluah menjelaskan, Komunitas Suluah merupakan sebuah komunitas pecinta manuskrip yang bertujuan menyelamatkan, melestarikan dan mengkaji manuskrip yang didirikan pada tahun 2011.
Dikatakannya, pada tahun 2021, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan oleh Kemendikbudristek bidang Pemanfaatan Ruang Publik, Komunitas Suluah mendapat kesempatan untuk mengadakan kegiatan Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau.
Kegiatan pameran menampilkan foto-foto dari skriptorium yang ada di Minangkabau, di antaranya Surau Simaung, Surau Latiah, Surau Parak Pisang, Surau Paseban, Surau Pondok Ketek, Surau Sa’id Bonjol, Surau Syekh Muhammad Yasin, Rumah Gadang Padang Laweh, Rumah Gadang Mande Rubiah, Kutub Khanah HAKA, dan Rumah Gadang Balun.
Galeri foto pameran juga menampilkan foto-foto keunikan dan keunggulan manuskrip Minangkabau seperti naskah-naskah rusak, surat Fakih Sutan Sirukam kepada Syekh Sialahan, Surat Rahmah El Yunusiyyah dan Siti Afifah kepada HAKA, kolofon, Nazam dan Syair, manuskrip azimat.
Proses digitalisasi manuskrip, foto pewaris naskah, dan manuskrip-manuskrip dari ulama-ulama di Minangkabau. Pada pameran ini juga menampilkan foto-foto reka iluminasi untuk ragam motif batik, di antaranya iluminasi Alquran koleksi Museum Adityawarman, iluminasi manuskrip cupak, dan iluminasi manuskrip Bonjol.
Sekretaris Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Pramono mengatakan kegiatan pameran dan pelatihan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota serta para pewaris naskah akan pentingya manuskrip untuk dijaga dan dilestarikan, serta pemanfaatan manuskrip sebagai ekonomi kreatif dan untuk ketahan budaya.
"Hampir seluruh wilayah Sumatra Barat (minus Mentawai) merupakan sumber manuskrip. Baik di wilayah darek maupun rantau terdapat skriptorium yang pernah menjadi kecendekiaan orang-orang Minangkabau masa lampau," kata Pramono, filolog asal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas itu.
Saat ini, sambungnya, selain sudah banyak yang sudah menyeberang ke berbagai negara, seribuan manuskrip masih dapat ditemukan di berbagai tempat di Sumatra Barat.
Kegitan ini menghadirkan 30 oang peserta yang terdiri dari; pewaris naskah, utusan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Dinas Kebudayaan dan Museum.
"Karena situasi pandemi covid-19, sesuai dengan prosedur pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan, maka kegiatan acara dapat dilakukan secara luring dengan pembagian peserta menjadi dua gelombang," bebernya.
Pada rangkain acara Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau juga akan diadakan Seminar Nasional dengan tema “Pelestarian dan Penyelamatan Manuskrip”. Pembicara dalam seminar ini adalah Munawar Holil (Dosen FIB UI dan Ketua MANASSA) dan Pramono sendiri.
"Seminar ini dilakukan secara during lewat zoom meeting yang dapat dihadiri oleh peserta sebanyak 500 orang," kata Surya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala UPT Perpustakaan Universitas Andalas, Yasir, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, dalam hal ini diwakili oleh Kasi Kesenian dan Diplomasi Budaya Viveri Yudi (Mak Kari), dan dibuka oleh Sekretaris Direktur Jenderal Kemendikbudrister dalam hal ini diwakili oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Undri.