Langgam.id - .Tim peneliti Pusat Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Universitas Andalas mendapatkan hibah bergengsi dari Pemerintahan Australia. Tim peneliti Unand akan berkolaborasi dengan Universitas Queensland Australia.
Kolaborasi tim peneliti ini mengusung Pusat Ketahanan Bisnis Australia-Indonesia, untuk mendorong pemulihan dan adaptasi ekonomi bagi usaha kecil dan menengah saat merespons bencana. Program hibah ini untuk membangun kekuatan hubungan Indonesia dan Australia.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam rilisnya yang dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Australia.
"Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan Australia untuk membangun hubungan antar masyarakat dan kelembagaan yang kuat dengan Indonesia, dengan senang hati saya umumkan bahwa 13 penerima akan berbagi $460.000 melalui program hibah Australia-Indonesia Institute 2021-2022," ujar Payne dalam rilisnya.
Ia menyebut, hibah ini akan memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam menanggapi pandemi Covid-19. "Selamat kepada para penerima yang berhasil terpilih dari bidang kompetisi lebih dari 100 aplikasi," ujarnya.
Peneliti dari Pusat Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Universitas Andalas Sari Lenggogeni akan berkolaborasi bersama peneliti The University of Queensland yang merupakan 50 besar universitas terbaik dunia Dr Jie Wang (pariwisata), Dr Yunxia Zhu (bisnis), Dr Donard Games (kewirausahaan) dan peneliti Kementerian Keuangan RI Dr Futu Faturay.
Program ini juga berkolaborasi bersama Asosiasi Industri Pariwisata Queensland Australia (Queensland Tourism Industry Council), Earthcheck (badan sertifikasi konsultan pariwisata terbaik dunia, yang berbasis kebersihan keamanan, kesehatan) dan ASITA Sumatera Barat, Pemprov Sumbar dan Kemenparekraf.
"Tentunya ini akan berdampak pada peningkatan kompetensi SDM atau pelaku usaha wisata yang terimbas pandemi covid-19, karena nanti kita akan membuat jembatan penghubung mentorship antara pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia. Tentu akan seleksi ketat dalam hal ini," ujar Direktur Pusat Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Universitas Andalas Sari Lenggogeni.
Riery -sapaan akrab Sari- mengatakan, program ini juga akan meningkatkan kapasitas kemampuan "storynomics" seperti yang diusung Kemenparekraf dengan para pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia.
"Kita tentu akan bersinergi Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," kata Sari Lenggogeni, pakar pariwisata Unand yang bertindak sebagai koordinator program di Indonesia.
Kata dia, pariwisata merupakan komponen penting dari perekonomian Indonesia dan sumber pendapatan devisa yang signifikan. Pandemi COVID-19 telah memperlambat industri pariwisata Indonesia dan membahayakan 3,4 juta pekerjaan, menyebabkan pengurangan 2,6 persen dari pekerjaan nasional.
Dalam upaya menyelamatkan industri pariwisata yang terpukul keras, sangat penting memulihkan ekonomi dengan pengembangan ketahanan bisnis.
"Program ini ini bertujuan untuk mendukung usaha kecil dan menengah pariwisata (UKM) dalam menanggapi krisis dengan mengembangkan Bisnis Australia-Indonesia Pusat Ketahanan," ujarnya.
Riery menyebut, program ini akan menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya yang disesuaikan, memfasilitasi penghargaan dan bimbingan
program, dan mempercepat pertukaran pengetahuan untuk memberdayakan kolaborasi dan inovasi.
"Ini akan membantu membangun kemampuan beradaptasi, kelincahan dan ketahanan industri pariwisata Indonesia," ujarnya.