Kisah Erik Temukan Al-Qur’an Milik Ibunya yang Meninggal Akibat Galodo di Agam

Dua hari setelah jasad ibunya ditemukan, Erika Desra (33) kembali datang ke puing-puing kediaman ibunya di Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh

Erik terlihat menjemur Al-Qur'an milik ibunya yang ditemukan di antara puing-puing penuh lumpur di rumahnya. Ibunya meninggal saat bencana galodo melanda Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Agam, beberapa waktu lalu.[foto: S. Taufiq]

Langgam.id – Dua hari setelah jasad ibunya ditemukan, Erika Desra (33) kembali datang ke puing-puing kediaman ibunya di Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Kamis pagi itu (4/12/2025), ia berencana menyelamatkan barang-barang milik ibunya yang telah tiada akibat bencana itu.

Erik mulai mengais-ngais barang yang bisa dia angkat di antara puing-puing penuh lumpur di rumah ibunya, Ernita (58), yang tidak jauh dari Sungai Nanggang, tempat arus galodo terjadi pada Kamis (27/11/2025) lalu. Ia mendapati beberapa barang milik ibunya.

Salah satunya Al-Qur’an tergeletak di bawah batang kayu dalam keadaan basah. Kitab suci itu ia temukan tidak jauh dari jasad ibunya yang telah ditemukan pada Minggu (30/11/2025).

Erik mengenali Al-Qur’an itu milik ibunya. Ia bergegas mengambil kitab suci itu dan membawanya ke tempat yang terik cahaya matahari. “Ini kalau dijemur masih bisa kering,” kata Erik.

Ia membalikkan beberapa halaman kemudian membentangkannya di atas sebuah puing atap seng yang bersih dari lumpur sisa galodo. Al-Qur’an yang tidak memiliki sampul itu dijemur agar kering segera.

“Ibu sering mengaji dengan ini. Beliau rutin mengaji setelah magrib. Tapi ada satu lagi Al-Qur’an ibu, tapi belum ketemu,” katanya.

Selain Al-Quran, Erik juga menemukan barang lain milik ibunya. Seperti, baju kerudung warna merah marun yang telah bercampur dengan lumpur. Menurut Erik, baju sering dipakai ibu untuk pergi baralek.

“Ini baju yang sering dipakai ibu kalau pergi hajatan. Seminggu sebelum kejadian saya masih melihat ibu pakai baju ini,” ucap Erik sambil mengangkat baju penuh lumpur itu.

Erik mengaku sudah berdamai dengan dukanya, setelah jasad ibu ditemukan. Jenazah ibunya, tertimbun puing rumah dalam keadaan sujud dan mengenakan mukena. “Kemungkinan saat kejadian ibu sedang salat,” kata Erik.

Selain jenazah ibunya, Erik juga menyelamatkan tiga korban meninggal lainnya di rumah itu, yaitu adiknya serta dua keponakannya. (fx/y)

Baca Juga

Para tetua ninik mamak di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, menyebutkan tidak pernah ada kejadian galodo
Cerita Ninik Mamak: Tak Pernah Ada Galodo Salareh Aia Agam di Masa Lampau
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ketika meninjau dampak bencana banjir badang atau galodo di Nagari Silareh Aia, Palembayan, Agam.
Keluhan Pengungsi Galodo Silareh Aia ke Wapres: Kami Butuh Air Bersih
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka memastikan pemerintah mempercepat pendistribusian bantuan dan pemulihan di
Tinjau Korban Bencana di Agam, Wapres Gibran: Warga Sumatra Tak Sendiri
Warga Subarang Aia Agam Gali Empat Kuburan Massal untuk Pemakaman Korban Galodo
Warga Subarang Aia Agam Gali Empat Kuburan Massal untuk Pemakaman Korban Galodo
Masyarakat yang mengungsi di Posko SDN 05 Jorong Kayu Pasak, Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, mengeluhkan tidak adanya fasilitas MCK
Sepekan Bencana, Pengungsi di Salareh Aia Keluhkan Tak Ada Fasilitas MCK dan Air Bersih
Gerilya Konten Kreator Lokal Merespons Bencana Besar di Sumbar, Himpun Donasi dari Medsos Lalu Salurkan ke Daerah Terisolir
Gerilya Konten Kreator Lokal Merespons Bencana Besar di Sumbar, Himpun Donasi dari Medsos Lalu Salurkan ke Daerah Terisolir