Kisah Bung Hatta Terkepung Agresi Pertama dan Perjalanan Meloloskan Diri ke Bukittinggi

Kisah Bung Hatta Terkepung Agresi Pertama dan Perjalanan Meloloskan Diri ke Bukittinggi

Bung Hatta berpidato di depan rakyat. (Foto: Ist)

Langgam.id - Ketika tentara Belanda melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947, Wakil Presiden Mohammad Hatta sedang bersiap meninggalkan Sibolga, Sumatra Utara untuk mengkonsolidasikan perjuangan.

Sehari setelah agresi, pada 22 Juli 1947, posisi Bung Hatta di Pematang Siantar sempat terkepung tentara Belanda. Sehingga, ia diminta para tokoh untuk menuju ke selatan dan terus ke Bukittinggi. Peristiwa ini terjadi tepat 72 tahun lalu dari hari ini, Senin (22/7/2019).

Dalam buku 'Mohammad Hatta Memoir' (1979), Bung Hatta menulis, pada 21 Juli 1947 saat terjadi Agresi Pertama, ia sedang baru saja meninggalkan Sibolga menuju Pematang Siantar.

"Waktu kami meninggalkan Sibolga, radio sudah mengumumkan bahwa tentara Belanda sudah menyerang Republik Indonesia," tulisnya.

Namun, Bung Hatta meneruskan aktivitasnya di Sumatra Utara untuk mengkonsolidasikan perjuangan. "Pada suatu tempat sebelum jalan mulai mendaki, aku mengadakan pidato dan menganjurkan rakyat siap berperang. Sebab, Belanda sudah mulai berperang dengan tujuan menjajah kita kembali," kata Si Bung.

Bung Hatta kemudian menutup pidato yang tak lebih dari 10 menit itu dengan ucapan, "Terus berjuang. Sekali merdeka, tetap merdeka!" Pekik yang disambut rakyat dengan teriakan serupa, dengan gembira dan berkali-kali.

Sampai di Tarutung, menurut Bung Hatta, ada rapat umum yang diisi dengan pembicara sejumlah tokoh, ditutup Bung Hatta.

Saat itu bulan puasa, Bung Hatta mengaku harus makan sirih setelah makan sahur dengan harapan tidak terlalu haus ketika berpidato di bulan puasa. Hal yang kemudian, menurutnya, cukup membantu.

Pukul 2.00 WIB dini hari, tanggal 22 Juli itu, Bung Hatta bergerak menuju Pematang Siantar dari Tarurung. Pukul 7.30 WIB pagi, ia sudah harus berpidato di dalam rapat umum di lapangan. Hatta kemudian menuju Tebing Tinggi, juga untuk menyemangati rakyat untuk berjuang dan kembali ke Siantar.

Saat berada di Pematang Siantar itu, Hatta sempat menyelesaikan masalah koordinasi perjuangan antara TNI dan laskar.

Dari Kolonel Hotman Sitompul, Wakil Panglima tentara Republik setempat, Hatta mengetahui, bahwa tentara Belanda kian dekat ke Siantar. "Tebing Tinggi sudah didudukinya. Ia akan mengepung Pematang Siantar dan rombongan wakil presiden akan ditangkapnya di sini," kata Kolonel Sitompul.

Ia menyarankan Bung Hatta dan rombongan segera meninggalkan Pematang Siantar. Sarannya, lewat Brastagi. "Sebab sebelah utara Danau Toba, di Merek, ada jalan yang menuju ke sebelah barat Danau Toba dan dari sana terus ke Sibolga," tulisnya.

Ketika Bung Hatta sampai di Kabanjahe, tentara Belanda sudah sampai dan menduduki Pematang Siantar. Di Kabanjahe, wakil presiden tidak sempat beristirahat lama, karena berkejaran dengan waktu. Tempat itu juga segera terkepung, bila Bung Hatta dan rombongan tidak segera menuju Sibolga.

Baru ketika sampai di Sibolga, keadaannya lebih baik. Rombongan Bung Hatta sempat istirahat satu hari di kota ini. Istirahat itu, membuat Bung Hatta dan mereka yang berpuasa, bisa lebih tenang berbuka dan makan sahur.

Dari Sibolga, Bung Hatta kemudian menuju Kota Nopan melalui Padang Sidempuan. "Mau tak mau di Padang Sidempuan mesti memberi wejangan. Yang tidak puasa, dapat makan tengah hari di sana. Jam 2 siang kami teruskan perjalanan ke Kota Nopan," tulis si Bung.

Di tempat ini, rombongan Bung Hatta dapat beristirahat lagi semalam. "Esok paginya, jam 7.30 WIB kami teruskan perjalanan kami ke Bukittinggi. Kami sampai di Bukittinggi pada Hari Sabtu, 29 Juli 1947."

Bung Hatta memutuskan, untuk sementara waktu menetap dulu di kota kelahirannya itu. "Terus berangkat ke Yogya seperti aku datang bermula, tidak dapat lagi. Sebagian dari daerah Sumatra Selatan yang harus kulalui diduduki oleh tentara Belanda," tulisnya. (HM)

Baca Juga

29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
25 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
25 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
23 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
23 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
21 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
21 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat