Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Sumatra Barat menunjukkan pertumbuhan yang membaik, meski rasio kredit macet atau kredit bermasalah masih tinggi di atas ambang batas regulator.
Plt Kepala OJK Sumbar Guntar Kumala mengatakan dalam keterangan tertulis, bahwa kinerja BPR di daerah itu tumbuh dengan baik. Aset BPR tumbuh 6,25 persen secara tahunan atau year on year/yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kinerja BPR di Sumatera Barat juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 6,25 persen (yoy) menjadi sebesar Rp2,54 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 3,53 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,91 triliun, dan penyaluran Kredit/Pembiayaan meningkat 10,69 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,93 triliun," katanya, dikutip, Kamis (25/1/2024).
Sementara itu penyaluran kredit BPR didominasi penyaluran ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mencapai 70,21 persen dari total porsi penyaluran kredit.
Adapun, risiko kredit/pembiayaan bermasalah masih cukup tinggi dengan rasio non performing loan/NPL atau non performing financing/NPF sebesar 7,88 persen di atas ambang batas regulator yang menetapkan limit aman 5 persen, serta rasio intermediasi atau loan to deposit ratio/LDR maupun financing to deposit ration/FDR sebesar 101,38 persen.
Sedangkan, kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) secara umum di Sumatera Barat tumbuh positif. Pada November 2023, aset perbankan tumbuh 5,62 persen (yoy) menjadi sebesar Rp79,92 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 7,49 persen (yoy) menjadi sebesar Rp69,54 triliun.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih terkontraksi sebesar 1,62 persen (yoy) menjadi sebesar Rp54,24 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,08 persen, dan rasio LDR 128,20 persen. (*/Fs)