Langgam.id - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Sumatra Barat (Sumbar) telah melaksanakan salat Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah, Senin (3/6/2019). Menariknya, Khotbah Hari Raya di Tarekat ini menggunakan bahasa Arab.
Sekretaris Tarekat Naqsabandiyah Kota Padang Edizon Revindo mengatakan, khotbah menggunakan bahasa Arab merupakan aturan ulama-ulama Naqsabandiyah terdahulunya. Khatib membacakan teks khotbah yang sama setiap tahunnya.
"Isi khotbahnya masalah puasa, hakikat tentang puasa, apa yag diinginkan oleh puasa itu. Apa yang harus kita hindari, bisa nggak menyelamatkan kita setahun ke depan. Puasa kan membawa kita ke arah yang lebih baik," kata Edizon di Musala Baitul Makmur, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Setiap tahunnya, khatib selalu mengingatkan bahwa pasa merupakan sarana latihan. Penerapan apa yang dilatih dilakukan 11 bulan yang akan datang.
"Khotbah salat Jumat kita juga pakai bahasa Arab. Begitu juga Idul Fitri dan Idul Adha, juga pakai bahasa Arab. Semua beda-beda teksnya, setiap tahun sama. Kita buat satu saja. Setiap tahun itu-itu saja kita pakai," katanya.
Senada dengan itu, khatib Idul Fitri Afrizal Tanjung mengatakan, inti dari puasa Ramadan adalah fitrah. Dengan kata lain, setelah satu bulan lamanya melaksanakan puasa, muslim kembali bersih seperti bayi yang tidak berdosa di Idul Fitri.
“Menjaga kebersihan itu selama sebulan kita digembleng, kita pertahankan lah untuk puasa selanjutnya, sebenarnya itulah intinya," katanya.
Menurut Afrizal, semua jemaah dapat memahami khotbah yang ia sampaikan. Bagi jemaah yang tidak mengerti bahasa Arab, sudah dijelaskan terlebih dahulu oleh pemimpin jemaah tarekat Naqsyabandiyah yakni, Buya Syafri Malin Mudo sebelum khatib naik mimbar. (Rahmadi/RC)