Kerugian Banjir dan Longsor di Pessel Capai Rp1 Triliun, Pemkab: Pendataan Terus Dilakukan

Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Pessel, Sumatra Barat (Sumbar), beberapa waktu lalu mencapai Rp1 triliun.

Sejumlah rumah warga terendam banjir di Pesisir Selatan. foto: BPBD Pesisir Selatan]

Langgam.id – Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat (Sumbar), beberapa waktu lalu mencapai Rp1 triliun.

Kepala Ex officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Mawardi Roska mengatakan bahwa data yang sudah masuk dan dianalisis, jumlah kerugian aset daerah maupun harta benda milik masyarakat mencapai Rp1 triliun.

“Mulai dari sarana prasarana (sapras) negara seperti jalan, jembatan, sekolah, puskesmas, fasilitas air minum, juga harta benda masyarakat, rumah, ternak, lahan pertanian, dane tambak. Dari jumlah itu kerugian mencapai angka Rp1 triliun,” ujar Mawardi dikutip dari pesisirselatankab.go.id, Senin (24/3/2024).

Mawardi yang juga Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pesisir Selatan ini menambahkan bahwa pendataan terus dilakukan dan secara bertahap disampaikan kepada pemerintah.

Hal itu tersebut disampaikan Mawardi saat rapat evaluasi tanggap darurat tahap I dan langkah-langkah kegiatan untuk masa tanggap darurat tahap II pada Minggu (24/3/2024) di ruang Rapat Bupati.

Rapat tersebut dihadiri langsung Bupati Rusma Yul Anwar, Forkopimda Kapolres Pessel, Dandim 0311, Asisten dan para kepala OPD Camat se-Pesisir Selatan, juga dihadiri oleh Basarnas, serta PMI.

Bupati Pessel Rusma Yul Anwar mengatakan, terkait masa tanggap darurat kembali diperpanjang, hal ini karena fakta di lapangan bahwa para korban masih butuh penanganan.

“Masih ada empat orang lagi yang masih hilang, rumah-rumah penduduk yang belum bisa didiami karena material atau sedimen banjir masih belum tertangani, dan proses pendataan yang terus dilakukan,” bebernya.

Rusma mengungkapkan, dengan perpanjangan masa tanggap darurat itu, maka proses rehabilitasi dan rekontruksi dapat dilakukan dengan segala sumberdaya yang ada.

Ia mengatakan, bahwa kerugian terbesar akibat bencana ini di antaranya 537 rumah rusak berat, 2.749 rusak sedang, 7.048 rusak ringan.

“Sementara itu ribuan ternak yang mati, d iantaranya, sapi sebanyak 666 ekor, kerbau 8 ekor, kambing 357 ekor, ayam 36.527 ekor, dan itik sebanyak 19.210 ekor pula,” kata Rusma. (*/yki)

Baca Juga

Banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatra Barat dalam beberapa hari terakhir mulai berdampak terhadap bahan pokok,
Imbas Banjir dan Longsor, Harga Cabai di Padang Tembus Rp200 Ribu Per Kg
Jalur Padang-Solok belum bisa dilalui kendaraan karena terjadinya longsor di batas Kota Padang pada Kamis (27/11/2025) pagi.
Longsor di Sitinjau Luik, Jalur Padang-Solok Ditutup
Longsor di Kampus UIN Padang.
Turap di Kampus UIN Padang Longsor Usai Hujan Deras
Jalur Padang-Solok belum bisa dilalui kendaraan karena terjadinya longsor di batas Kota Padang pada Kamis (27/11/2025) pagi.
Longsor, Jalan Padang-Bukittinggi via Malalak Ditutup
Longsor di Kelok 9 Kabupaten Lima Puluh Kota pada Kamis malam (18/9/2025)
Longsor di Kelok 9, Lalu Lintas Lumpuh Total
Sitinjau Lauik Longsor, Jalan Padang-Solok Tak Bisa Dilewati
Sitinjau Lauik Longsor, Jalan Padang-Solok Tak Bisa Dilewati