Kerugian Akibat Bencana Cuaca Ekstrem di Sumbar Capai Rp4,9 Miliar

Kerugian Akibat Bencana Cuaca Ekstrem di Sumbar Capai Rp4,9 Miliar

Batang Lembang di kawasan Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, meluap, Sabtu (23/11/2025), akibat hujan lebat sejak Sabtu (22/11/2025). Foto: Yose Hendra

LANGGAM.ID— Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Sumbar mencatat bencana banjir dan longsor masih melanda sejumlah wilayah setelah diterpa cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. 

Rentetan bencana hidrometeorologi melanda berbagai wilayah di Sumatera Barat pada 22–24 November 2025, dipicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, banjir, dan tanah longsor. 

“Data hingga 25 November 2025 seluruh kejadian tersebut menimbulkan kerusakan luas dengan total kerugian sementara mencapai Rp 4,91 miliar,” ujar Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, Rabu (26/11/2025).

Ia menjelaskan, sejumlah kabupaten/kota terdampak paling berat, termasuk Padang Pariaman, Agam, Padang, Pasaman Barat, serta beberapa daerah lainnya. Di Kabupaten Padang Pariaman, 17 kecamatan dan 42 nagari terdampak dengan lebih dari 3.076 KK / 9.228 jiwa terimbas bencana. Sebanyak 3.076 rumah terendam, dua unit rumah rusak, fasilitas pendidikan terdampak, serta sawah dan kebun ikut tergenang.

Di Kabupaten Agam, delapan kecamatan dilanda banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Sebanyak 40 KK / 80 jiwa terdampak, 33 rumah terendam, akses air bersih terputus, dan 171 meter ruas jalan rusak. Kerusakan pada sawah dan ladang mencapai 5 hektare.

Kota Padang juga mengalami dampak cukup luas, dengan tujuh kecamatan terdampak. Tercatat 14 titik pohon tumbang, 11 titik banjir, dua titik longsor yang menghambat akses warga, serta satu titik amblesan tanah. Banjir merendam sejumlah rumah warga dan menyebabkan gangguan aktivitas masyarakat.

Sementara itu, Kabupaten Pasaman Barat mencatat 227 rumah terendam serta kerusakan lahan perkebunan. Kabupaten Lima Puluh Kota melaporkan kerusakan fasilitas pendidikan serta kerugian sementara sekitar Rp 208 juta. Di Kota Bukittinggi, longsor terjadi di Kecamatan Guguk Panjang dan Mandiangin Koto Selayan, mengancam sedikitnya 11 KK / 68 jiwa.

Sejumlah daerah lain seperti Kota Solok, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Padang Panjang, Kota Pariaman, serta Pesisir Selatan juga terdampak banjir dan longsor dengan tingkat kerusakan beragam, termasuk rumah rusak, irigasi tertimbun material, serta ratusan rumah terendam di beberapa titik.

“BPBD Sumbar menyampaikan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem masih berlaku, dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi hujan sedang–lebat, kilat/petir, serta angin kencang yang dapat memicu bencana susulan,” ujar Ilham. (fx)

Baca Juga

Tinjau Banjir di Batu Busuak, Wagub Sumbar Imbau Warga Prioritaskan Keselamatan
Tinjau Banjir di Batu Busuak, Wagub Sumbar Imbau Warga Prioritaskan Keselamatan
UIN Imam Bonjol Padang memberlakukan perkuliahan online atau jarak jauh lantaran cuaca ekstrem yang melanda Kota Padang.
Turap Kampus Longsor, UIN Padang Berlakukan Kuliah Daring
Hujan Ekstrem Capai 261 Milimeter, Rekor Tertinggi di Padang Selama Tiga Dekade
Hujan Ekstrem Capai 261 Milimeter, Rekor Tertinggi di Padang Selama Tiga Dekade
Sebanyak 22 sekolah di Pasaman Barat terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur daerah tersebut
22 Sekolah di Pasbar Terendam Banjir, Aktivitas Belajar Mengajar Terganggu
Longsor di Kampus UIN Padang.
Turap di Kampus UIN Padang Longsor Usai Hujan Deras
Masyarakat terdampak banjir Padang Pariaman di tempat pengungsian sementara.
Banjir Padang Pariaman, 250 Jiwa Mengungsi