Kenali Makna Pakaian Bundo Kanduang di Minangkabau

pakaian bundo kanduang

Salah satu pakaian bundo kanduang (foto: instagram @erisonjkambari)

Langgam.id - Pakaian bundo kanduang atau biasa disebut pakaian Limpapeh Rumah nan Gadang merupakan baju kebesaran perempuan di Minangkabau yang sudah menikah. Selain itu sebagai simbol dari pentingnya peran ibu dalam sebuah keluarga.

Pakaian bundo kanduang setiap daerah dan suku akan berbeda dengan ciri khas masing-asing. Akan tetapi, beberapa kelengkapan khusus yang pasti ada dalam jenis-jenis pakaian tersebut. Perlengkapan ini antara lain tingkuluak (tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah (kalung), galang (gelang), dan beberapa aksesoris lainnya.

Tingkuluak (Tengkuluk)
Tengkuluk adalah sebuah penutup kepala yang bentuknya menyerupai kepala kerbau atau atap rumah gadang. Penutup kepala yang terbuat dari kain selendang ini dikenakan sehari-hari maupun saat dalam upacara adat.

Baju Batabue
Baju batabue atau baju bertabur adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang sangat berlimpah. Corak dari sulaman inipun sangat beragam.

Dilansir dari wikipedia, baju batabue dapat kita temukan dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas huku adat.

Kodek
Kodek adalah saruang khas Minangkabau yang dililitkan di pinggang sebagai bawahan yang bentuknya serupa kain panjang. Panjang kodek biasanya hingga tumit. Belahannya bisa disusun di depan, samping, maupun belakang tergantung adat nagari mana yang memakainya.

Salempang
Salempang adalah selendang biasa yang terbuat dari kain songket. Salempang di letakan di pundak wanita pemakainya. Salempang menyimbolkan bahwa seorang wanita harus memiliki welas asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi.

Perhiasan
Lazimnya pakaian adat wanita dari daerah lain, penggunaan pakaian adat Sumbar untuk wanita juga dilengkapi dengan beragam aksesoris. Aksesoris tersebut misalnya dukuah (kalung), galang (gelang), dan cincin. Dukuah ada beberapa motif, yaitu kalung perada, daraham, kaban, manik pualam, cekik leher, dan dukuh panyiaram.

Secara filosofis, dukuah melambangkan bahwa seorang wanita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dalam azas lingkaran kebenaran. Sementara motif galang antara lain galang bapahek, kunci maiek, galang rago-rago, galang ula, dan galang basa. Pemakaian gelang memiliki filosofi bahwa seorang wanita memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan aktivitasnya.(*/Ela)

 

Baca Juga

Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Plt Gubernur Sumbar Minta Perkumpulan Bundo Kanduang Maksimalkan Potensi Sokong Pelestarian Adat dan Budaya
Plt Gubernur Sumbar Minta Perkumpulan Bundo Kanduang Maksimalkan Potensi Sokong Pelestarian Adat dan Budaya
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Nofel Nofiadri
Galodo Soko dalam Kontestasi Kepala Daerah
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh
Langgam.id - Salah satu tema percakapan publik yang paling hangat belakangan ini adalah tentang perayaan Halloween di Saudi Arabia.
Bahasa Minang dalam Tafsir Ulang Keminangkabauan