Karhutla Limapuluh Kota Sudah Padam, tapi Penyidikan Aktor Pembakar Sedang Berlangsung

Langgam.id – Hujan deras yang mengguyur kawasan Limapuluh Kota sejak Kamis malam, 24 Juli 2025, menjadi momen penentu dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda tiga nagari di wilayah ini. Berkat operasi modifikasi cuaca (OMC) yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BMKG, titik-titik api yang selama berminggu-minggu sulit dijinakkan akhirnya padam sepenuhnya.

Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol, memastikan kondisi lapangan saat ini sudah aman. “Alhamdulillah, setelah hujan deras turun, kondisi di Nagari Taram, Tanjung Pauh, dan Galugua sudah hijau kembali. Api benar-benar padam. Ini hasil dari modifikasi cuaca yang berjalan efektif,” ujar Rahmadinol, Minggu (27/7).

Operasi penyemaian awan dilakukan dengan menebarkan 2.000 kilogram garam (NaCl) menggunakan pesawat Cessna C-208 yang terbang dari Bandara Internasional Minangkabau. Dua sorti penerbangan difokuskan menyemai awan di atas wilayah terdampak Karhutla Limapuluh Kota, mempercepat proses pembentukan hujan setelah musim kering panjang sejak Mei lalu.

Namun, di balik kabar baik padamnya api, Rahmadinol menegaskan bahwa penyidikan terhadap dugaan pembakaran lahan secara sengaja masih terus berjalan. “Berdasarkan laporan di lapangan, memang benar Karhutla ini terjadi akibat aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan oleh masyarakat. Namun, siapa saja yang terlibat, itu menjadi kewenangan aparat penegak hukum. Proses penyidikan masih berlangsung, kita tunggu hasilnya,” tegasnya.

Rahmadinol juga mengingatkan ancaman baru yang mengintai pasca kebakaran, yakni banjir dan longsor. Menurutnya, kondisi vegetasi yang terbakar membuka peluang bencana lanjutan, seperti yang pernah terjadi pada 2016-2017. “Dulu, setelah Karhutla, kita dihadapkan dengan longsor hebat. Jadi masyarakat harus tetap waspada, terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai,” ujarnya.

BPBD mencatat, total lahan yang terdampak Karhutla di Limapuluh Kota mencapai ± 866,87 hektare. Lokasi terparah berada di Nagari Tanjung Pauh dengan luas kebakaran sekitar 200 hektare. Sementara di Nagari Galugua, kebakaran melahap sekitar 2 hektare lahan.

Dengan padamnya api dan membaiknya cuaca, masa Tanggap Darurat yang telah ditetapkan selama 14 hari dari 17–30 Juli 2025 tidak akan diperpanjang. Namun, Rahmadinol memastikan monitoring lapangan tetap dilanjutkan. Rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana dijadwalkan berlangsung pada Senin, 28 Juli mendatang.

“Kami minta masyarakat tetap siaga. Risiko bencana hidrometeorologi masih mengancam, terutama di wilayah perbukitan dan bantaran sungai,” pungkas Rahmadinol. (*/Yh)

Tag:

Baca Juga

Langgam.id-kereta api kayu tanam - BIM
Mulai 1 Januari 2026 KA Lembah Anai Kini Layani Rute Kayutanam-Stasiun Padang
Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta mengungkap sebanyak 39 anggotanya dipecat atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) selama 2025.
Ratusan Personel Polda Sumbar Langgar Kode Etik dan Profesi, 39 Dipecat Selama 2025
Kajari Padang Koswara (tengah)
Kejari Padang Tetapkan Anggota DPRD Sumbar Tersangka Dugaan Korupsi Agunan Fiktif
Kalah 5-1 dari Madura United, Pelatih Semen Padang: Pemain Banyak Cedera
Kalah 5-1 dari Madura United, Pelatih Semen Padang: Pemain Banyak Cedera
Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar
Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
Pemerintah Agam Setop Pencarian Korban Galodo