Langgam.id - Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono mengatakan ada 10 kasus besar di Sumatra Barat yang terjadi di sepanjang tahun 2024.
Ia mengungkapkan bahwa 10 kasus menonjol di Sumbar kurun waktu setahun terakhir tersebut hampir sepenuhnya terselesaikan.
"Peristiwa menonjol yang terjadi di Sumbar hampir seluruhnya teratasi dengan baik," katanya saat laporan akhir tahun dalam konferensi pers di Mapolda Sumbar, Selasa (31/12/2024).
Suharyono mengungkapkan bahwa kasus pertama adalah peristiwa yang terjadi di Pasaman Barat. Yaitu adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh 850 orang di kantor Gubernur Sumbar terkait lahan perkebunan sawit.
"Mereka menuntut pembebasan empat tersangka dan meminta agar gubernur menemui mereka," ujarnya.
"Dari 850 orang massa, 600 di antaranya ibu-ibu dan anak-anak, yang lainnya adalah pengunjuk rasa murni," sambung Suharyono.
Kasus kedua, terang Suharyono, yaitu ledakan yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Semen Padang karena kelalaian pekerja. Kasus ketiga yaitu galodo Sumbar, namun sebelumnya juga terjadi erupsi Gunung Marapi dan ledakan di PT Semen Padang.
Kemudian yang keenam adalah aksi geng tawuran di Sumbar. Kepolisian juga mencatat terdapat sebanyak 87 geng.
"Mulai dari geng motor, geng tawuran, dan lain sebagainya. Rata-rata jumlahnya per geng yaitu 80 sampai 90 orang," ucapnya.
Suharyono menjelaskan bahwa salah satu di antara tawuran geng tersebut muncul kasus almarhum Afif Maulana pada 10 Juni 2023.
"Sebanyak 23 orang berhasil diamankan, salah satunya Afif Maulana," tuturnya.
"Ini PR besar dan menjadi pengalaman pahit bagi kami, namun 15 dokter forensik menyatakan setelah ekshumasi meninggalnya Afif bukan karena aniaya melainkan benturan keras," bebernya.
Kemudian, kata Suharyono, kasus 365 terkait perampokan mobil pengisi ATM yang dilakukan oleh dua anggota polri. Selanjutnya kasus 338 Polres Padang Pariaman, Nia Kurnia Sari.
"Terakhir kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan dan pengagalan peredaran narkoba di BIM dengan barang bukti seberat 1,3 kg sabu," tuturnya. (Iqbal/yki)