Juni 2019, Cabai Merah Penyumbang Terbesar Inflasi di Padang dan Bukittinggi

Juni 2019, Cabai Merah Penyumbang Terbesar Inflasi di Padang dan Bukittinggi

Kepala BPS Sumbar Sukardi (Rahmadi/langgam.id)

Langgam.id - Sepanjang Juni 2019, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,07 persen. Kondisi ini disebabkan kenaikan indeks semua kelompok pengeluaran. Paling besar terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 3,40 persen dan kelompok sandang 0,88 persen.

Data ini dipaparkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) Sukardi dalam konfrensi pers bersawa awak media di kantor BPS Sumbar, Senin (1/7/2019).

Menurut Sukardi, kenaikan juga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen. Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,21 persen. Kelompok kesehatan menyumbang sebesar 0,17 persen.

“Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,23 persen. Dan kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan sebesar 0,06 persen,” katanya.

Sementara itu, Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 1,28 persen. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan 4,12 persen dan diikuti kelompok sandang 2,25 persen.

Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,17 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,12 persen. Kelompok kesehatan 0,16 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga 0,07 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen.

“Kota Padang menduduki peringkat ke 11 dan Bukittinggi urutan 8 dari 76 kota yang mengalami inflasi di Indonesia,” katanya.

Menurut Sukardi, salah satu penyebab utama inflasi di kota Padang dan Bukittinggi adalah karena kenaikan harga cabai merah. Untuk Kota Padang saja yang mengalami inflasi 1,07 persen, cabe merah sudah menyumbang 0,85 persen.

"Untuk bulan Juni 2019 penyebab utama kenapa tinggi sekali inflasi di kota Padang dan Bukittinggi, salah satu penyebab utamanya adalah harga cabe merah," kata Sukardi.

Sedangkan untuk harga lainnya kenaikan harga tidak begitu besar. Ia mengatakan bobot cabe sangat besar di Padang dan Bukittinggi sehinggas mempengaruhi inflasi.

Sukardi mengatakan, cabai merah merupakan komoditas pertanian yang tergantung dengan musim. Menurutnya harga cabe naik tidak terjadi hanya di Sumbar tapi juga di daerah lain. Diperkirakan hal tersebut terpengaruh oleh iklim.

"Jadi suplai dan demand sangat mempengaruhi harga, permintaan cabai saat bulan puasa dan lebaran itu biasanya meningkat, tapi nanti itu bisa ditanyakan dengan dinas terkait," kata Sukardi. (Rahmadi/RC)

 

Baca Juga

Nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebesar US$159,43 juta. Terjadi kenaikan sebesar 19,16 persen
Ekspor Sumatra Barat pada Februari 2024 Naik 19,16 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Sumatra Barat (Sumbar) pada 2023 lalu mencapai 13.341.025 orang.
Berikut 10 Kabupaten/Kota dengan Jumlah Wisatawan Nusantara Terbanyak di Sumbar
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat datang ke Sumatra Barat (Sumbar) melaluipintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Februari
Jumlah Wisman ke Sumbar di Februari 2024 Naik, Turis Brunei Alami Peningkatan Tertinggi
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumbar Turun di Januari 2024
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Berikut 10 Negara Asal Turis Asing yang Paling Banyak Berkunjung ke Sumbar