Juli 2020: Bahan Pangan Terkendali, Sumbar Alami Deflasi 0,14 Persen

deflasi sumbar Harga BBM di Kota Padang

Ilustrasi deflasi (Foto: pixabay)

Langgam.id - Sumatra Barat mengalami deflasi pada bulan Juli 2020 sebesar 0,14 persen didorong terkendalinya harga bahan pangan, dan turunnya tarif angkutan udara.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Pitono mengatakan sejumlah bahan makanan mengalami penurunan harga selama bulan Juli, sehingga ikut berkontribusi menghambat laju inflasi Sumbar.

"Sumbar mengalami deflasi 0,14 persen, gabungan dari dua kota, yakni Padang dan Bukittinggi. Deflasi dua kota itu masing-masing 0,11 persen dan 0,39 persen," katanya, Senin (3/8/2020).

Ia merinci sejumlah bahan pangan yang berkontribusi terhadap deflasi daerah itu antara lain adalah bawang merah yang mengalami perubahan harga 34,45 persen di Padang dan 32,36 persen di Bukittinggi.

Kemudian, bawang putih turun 14,94 persen di Padang dan 13,58 persen di Bukittinggi, daging ayam ras turun 7,21 persen di Padang dan 11,64 persen di Bukittinggi.

Selain itu, juga ayam hidup, gula pasir, wortel, daun bawang, kelapa, jeruk, ikan dencis. Kemudian, tarif angkutan udara, dan biaya bimbingan belajar.

Penurunan harga-harga bahan pangan itu juga sejalan dengan turunnya nilai tukar petani (NTP) terutama sub sektor pangan dan hortikultura. NTP subsektor tanaman pangan turun 0,25 poin menjadi 98,52 poin dari bulan sebelumnya 98,76 poin.

Begitu juga dengan NTP subsektor hortikultura yang turun 1,45 poin dari 95,97 poin menjadi 94,58 poin. Sedangkan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan mengalami kenaikan.

Pitono mengatakan laju inflasi Sumbar tahun kalender dari Januari hingga Juli 2020 sebesar 0,30 persen, dengan laju inflasi dua kota, Padang dan Bukittinggi masing-masing 0,25 persen dan 0,68 persen.

Sedangkan inflasi year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni masih deflasi 0,46 persen, dengan dua kota, yakni Padang deflasi 0,56 persen dan Kota Bukittinggi inflasi 0,27 persen.

Baca Juga

Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Sumatera Barat, sebuah provinsi yang dikenal memiliki sejarah politik yang kaya dan beragam, selalu menunjukkan dinamika politik yang unik.
Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Menunggu Kepemimpinan Strategis Gubernur Baru
BPS mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Agustus 2024 sebesar 5,75 persen. Angka ini turun
BPS: Tingkat Pengangguran Terbuka Sumbar Turun 0,19 Persen di Agustus 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Sumbar sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan sebesar 1.027.429 ton GKG
Produksi Beras di Sumbar Capai 594.905 Ton Sepanjang Januari-September 2024
BPS mencatat nilai ekspor Sumbar pada September 2024 sebesar US$135,59 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 43,72 persen dibanding
BPS: Ekspor dan Impor Sumbar Turun pada September 2024
BPS mencatat pada September 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Barat melalui pintu masuk BIM
Kunjungan Wisman ke Sumbar Naik di September 2024, Malaysia Masih Mendominasi