Langgam.id - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Sumatra Barat (Sumbar) telah melaksanakan salat Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah pada Senin (3/6/2019).
Selain itu, ulama Naqsabandiyah juga telah menetapkan tanggal untuk perayaan Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah. Penetapan hari raya kurban itu diyakini juga berbeda dari yang akan ditetapkan pemerintah kelak.
Sekretaris Tarekat Naqsabandiyah Kota Padang Edizon Revindo mengatakan, perayaan Idul Adha untuk pengikut Naqsabandiyah akan berlangsung pada hari Sabtu, (10/8/2019.
Menurutnya, setiap tahun, mulai pelaksanaan puasa Ramadan selalu sama hingga hari raya Idul Adha. Sebab, dalam hitungan yang diyakini Naqsabandiyah, awal Ramadan bertepatan dengan tanggal 10 Zulhijah.
"Kemarin, kami mulai puasa hari Sabtu. Makanya nanti, perayaan Idul Adha juga jatuh di hari Sabtu," kata Edizon Revindo di Musala Baitul Makmur, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Senin (2/6/2019).
Edizon menjelaskan penghitungan itu berdasarkan hasil hisab dan rukyat yang juga dilakukan untuk mencari awal Ramadan. Hisab yaitu metode menghitung dan rukyat melihat bulan. Metode tersebut berasal dari Kitab Munjid yang menjadi rujukan ulama-ulama Tarekat Naqsabandiyah sejak tahun 1906.
Menurutnya keputusan tersebut diambil berdasarkan musyawarah yang telah dilakukan oleh ulama-ulama tarekat Naqsyabandiyah di saat menentukan malam nisfu syaban di Musala Baitul Makmur.
"Kita melakukan pertemuan lalu dilanjutkan dengan koordinasi yang terus bejalan. Karena kita berpencar di berbagai kecamatan, kabupaten dan daerah. Pertemuan sekali itu ketika menentukan nisfu syaban. Kita ada yang dari Solok, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan daerah lain juga ada," katanya.
Saat ini, ada sekitar 200-an jemaah Naqsanbandiyah di Kota Padang. Sedangkan di Sumbar, pengikut tarekat ini berada di kisaran angka 5.000 orang lebih. (Rahmadi/RC)